Berkat Layanan Keuangan Mudah dan Inklusif Petani Sumtim Panen Kacang Tanah
Berkat layanan keuangan yang mudah dan inklusif akhirnya para petani di Kabupaten Sumba Timur bisa melakukan panen kacang tanah bersama
Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU --- Berkat layanan keuangan yang mudah dan inklusif akhirnya para petani di Kabupaten Sumba Timur bisa melakukan panen kacang tanah bersama
Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui Project Inclusion (Increasing the leverage of inclusive markets across Indonesia) menggelar panen kacang tanah bersama dengan para petani dampingan dan masyarakat desa di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), Provinsi NTT.
Kegiatan panen kacang tanah ini dilakukan oleh sejumlah petani di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (4/6). Panen kacang ini diadakan agar para petani yang belum didampingi serta undangan lainnya dapat melihat dampak positif yang dialami para petani yang telah didampingi Project Inclusion selama 2 tahun ini.
Baca juga: Setelah 24 Tahun Melakukan Intervensi, WVI Tutup Area Program di Sumba Timur
Layanan keuangan inklusif yang telah dipraktikkan melalui kerja sama Project Inclusion dengan mitra terkait seperti PT Biokonversi dan Koperasi Kredit Swastiasari juga diperlihatkan.
Dari 36 petani dampingan saat ini, 2 diantaranya difabel. Acara ini merupakan puncak rangkaian kegiatan yang dilakukan sejak 30 Mei, dengan terlebih dahulu mengambil sampel ubinan di beberapa lahan petani. Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur dan Pemerintah Desa di Kecamatan Kanatang juga terlibat aktif.
Zonal Program Manager NTT WVI, Portunatas Tamba, menjelaskan, selain di Nusa Tenggara Timur, Project Inclusion juga diimplementasikan di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Baca juga: Gandeng WVI, Pemda Timor Tengah Selatan Deklarasikan Diri Menuju Kabupaten Layak Anak
“Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi petani kecil dan rumah tangga rentan di Indonesia Timur dengan pendekatan Pengembangan Sistem Pasar yang Inklusif (iMSD). Karena itu, kemitraan dibangun dengan sektor swasta, lembaga keuangan, dan mitra kunci lainnya,” kata Portunatas Tamba.
Menurut Portunatas Tamba, kemitraan lintas sektor ini dibangun untuk memberi solusi atas isu yang muncul dalam rantai pasar suatu komoditas tertentu.
Di Sumba Timur, pendampingan Project Inclusion berfokus pada isu rendahnya produktifitas pertanian kacang tanah, keterbatasan modal usaha pertanian, dan praktik pertanian yang belum menerapkan Good Agricultural Practices (GAP).

Menjawab hal-hal tersebut, Project Inclusion membangun sistem pasar dan jaringan yang dekat dan mudah diakses petani.
Mama Maria, salah satu petani dampingan, menyampaikan pengalamannya.
“Sebelumnya kami sulit menanam dengan cara yang benar karena tidak cukup bibit. Ada yg kami tanam dengan 1 atau 2 polong, tidak beraturan. Hasil juga tidak maksimal karena dimakan semut,” katanya.
Menurutnya, sejak tahun ini mereka bisa dapat akses dari WVI untuk pinjam modal di koperasi supaya dapat bibit, pupuk biokonversi, dan alat traktor.
Baca juga: WVI Gelar Peresmian dan Serah Terima Jaringan Air Bersih di Desa Basmuti Timor Tengah Selatan
“Saat ini kami panen dan bisa dilihat buah kacangnya bisa sampai 30 lebih, biasanya tidak sampai 20,” tambah Maria.
Asisten II Pemerintah Kebupaten Sumba Timur, Franky Ranggabani, mengatakan, Kerja sama yang sudah terjalin adalah sebuah model baik yang perlu ditiru dan dikembangluaskan oleh pemerintah, khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur.
Bupati Manggarai dan Sumba Timur, SBD Siapkan Hal Ini untuk Pebalap Internasional |
![]() |
---|
Cegah Timbun BBM Subsidi, Wabup Sumba Timur Terbitkan Surat Edaran |
![]() |
---|
Pemkab Sumba Timur Genjot Pajak dan Retribusi Capai Target di Akhir 2025 |
![]() |
---|
Masih Zona Hijau Rabies, Disnak Sumba Timur Imbau Warga Tidak Masukkan Hewan HPR dari Luar |
![]() |
---|
Proses Pemekaran 44 Desa di Sumba Timur Berjalan di Tengah Moratorium |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.