Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Bacagub NTT Melki Laka Lena: Setelah Pertemuan Kanisius, Saya Tahu Ini Perintah

Ketua DPD I Golkar NTT itu bahkan telah melakukan safari politik dan mendaftar sebagai bakal calon gubernur NTT di sejumlah partai politik. 

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG 
Bakal Calon Gubernur NTT Melki Laka Lena berbincang bersama Manager Online Pos Kupang Alfons Nedabang pada Pos Kupang Podcast "Nyaman di Senayan, Mengapa Laka Lena Ingin Maju Pilgub NTT?", Senin 27 Mei 2024.   

Kalau sudah penugasan begini, dan para senior sudah bersepakat, maka kami sebagai pimpinan partai di bawah tentu harus menjalankan tugas dengan baik.

 

Seingat saya, di awal ada pernyataan dari Pak Melki, kalau disuruh memilih, saya lebih memilih menjadi anggota DPR RI. Seperti apa itu?

Benar itu, saya dalam satu perbincangan di salah satu televisi saya mengatakan kalau disuruh memilih antara menjadi DPR RI atau jadi menteri atau jadi gubernur, saya pribadi memilih menjadi DPR RI.

Toh di DPR RI pun saya masih bisa mewakili NTT dan membantu Indonesia, NTT dan membantu banyak orang tanpa harus saya balik ke NTT gitu.

Tapi sekali lagi, karena kami ini sudah coba diskusikan dengan pimpinan kami, Pak Airlangga dan tentu dengan Pak Aburizal, Pak Luhut dan senior senior lain, nampaknya penugasan ini tidak ada komanya, sudah titik di situ.

Bahkan, kan ada saya juga tau, nama saya disebut sebut juga untuk misalnya bantu pak Prabowo, atau tetap di DPR RI tapi akan dikasih tugas tugas yang lain. Tetapi, nampaknya penugasan ke NTT sudah menjadi keputusan final para senior di Jakarta.

Ketua umum kami Pak Airlangga juga bilang yang sama,sudahlah Mel, kali ini kamu memang harus balik daerah untuk urus NTT. Karena itu disampaikan sudah beberapa kali, berarti saya tahu bahwa ini amanah atau tugas yang harus saya jalankan. Waktu diskusi sudah selesai, sekarang waktunya untuk gerak.

 

Apakah memangnya ada niat pribadi dalam diri juga untuk menjadi Gubernur NTT?

Kalau saya sendiri, pernah maju pada (Pilgub) 2013 bersama Pak Ibrahim Medah. Saya jadi calon wakil gubernur. Pada tahun 2018 lalu saya maju calon gubernur, malah sudah dapat SK dari DPP, sebelum kemudian keputusan berubah.Saya diminta untuk tidak meneruskan pencalonan dan jadinya pak Viktor dan Pak Nae Soi.

Nah, kali ini saya rasa hampir semua di Jakarta itu tidak ada perbedaan, semua di Jakarta itu suruh saya maju.

Sebagai orang politik, kami ini menyiapkan diri. Walaupun secara pribadi preferensi saya sukanya DPR karena banyak hal bisa saya bantu. Kayak kemarin saya bisa memimpin Panja UU Kesehatan, saya terlibat untuk membenahi sistem kesehatan melalui undang undang itu, dan itu salah satu hal yang saya rasakan berarti, ya karena membuat kita bisa mengubah kesehatan rakyat bisa berjalan benar. Dan tentu itu pilihan pribadi saya tentu di Senayan.

Tetapi sebagai seorang yang tau sistem di Partai Golkar, kami tahu bahwa pilihan pribadi itu tetap boleh sejauh bisa dinegosiasikan dengan partai. Dan ini tampaknya ruang untuk saya bicara sudah tertutup dan sekarang harus maju gubernur. 

Saya terima sebagai bagian dari penugasan, sebagai perintah. Karena itu saya berterima kasih terhadap penugasan ini. Jadi saya turun ke lapangan dan jalan sebagai bakal calon Gubernur NTT saat ini.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved