Berita Sabu Raijua

Seacrest Indonesia Resmikan APR dan AFA di Desa Ballu Pulau Raijua 

Dalam pengelolaan konservasi BKKPN menjadi tenaga konservasi di laut Sawu yang mana Raijua merupakan daerah konservasi.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si. mengangkat penutup blok beton saat Peresmian APR dan AFA di pantai Desa Ballu Pulau Raijua Kabupaten Sabu Raijua pada Sabtu, 4 Mei 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, SEBA - Untuk menyelamatkan kondisi terumbu karang agar tidak semakin rusak dengan melakukan berbagai upaya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah konservasi terumbu karang di Desa Ballu, Pulau Raijua Kabupaten Sabu Raijua melalui kegiatan rehabilitasi dengan melakukan implementasi inovasi terumbu karang buatan Artificial Patch Reefs (APR). 

Muhammad Salauddin Ramadhan Djarod, Manajer Riset dan Inovasi Seacrest Indonesia menjelaskan, Artificial Patch Reefs (APR) adalah struktur terumbu buatan tersusun atas modul blok beton melingkar bertingkat dan dipasang di sekitar terumbu karang alami serta pada permukaan substratnya dilakukan transplantasi karang.

Pemasangan APR diharapkan dapat tercipta habitat baru sebagai pengganti terumbu karang yang telah rusak, dan  berdampak terhadap bertambahnya keragaman hayati di perairan Pulau Desa Ballu.

"APR adalah salah satu teknologi untuk terumbu karang yang kami bawakan dari UNDIP ke Sabu Raijua kemudian Artificial Fish Apartement (AFA) merupakan upaya peningkatan biodiversitas ikan di lautan. Keduanya itu juga perkembangan penelitian Undip,"ujarnya pada Selasa, 7 Mei 2024.

Seacrest mencoba membawa teknologi ini ke Sabu Raijua khusus di desa Ballu agar bisa diadopsi oleh masyarakat untuk meningkatkan produktivitas kelautan dengan harapan pendapatan ikan dan sumber daya laut lainnya juga meningkat.

Seacrest juga melakukan upaya penanaman mangrove di desa Ballu untuk mengurangi laju abrasi yang ada kemudian melakukan transplantasi lamun yang biasanya dimanfaatkan untuk konsumsi, Seacrest coba memperkenalkan fungsi ekologis lamun untuk perlindungan garis pantai.

Baca juga: Warga Desa Ballu di Sabu Raijua Dukung Program Seacrest Indonesia Dalam Menjaga Ekosistem Laut

"Dari ekosistem lamun, mangrove dan terumbu karang kami coba perbaiki agar nantinya pantai dan pesisirnya bisa dilestarikan,"ujarnya.

Enumerator Kelautan Perikanan pada Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang (BKKPN) Kupang Wilayah Kerja Sabu Raijua, Lowi mengatakan, rehabilitasi mangrove bertujuan memulihkan Kawasan hutan mangrove yang mengalami kerusakan serta meningkatkan tutupan hutan mangrove.

Ada tiga ekosistem penting di perairan yang perlu diperhatikan untuk dilestarikan yang saling ketergantungan yakni terumbu karang, lamun dan mangrove. Dengan tiga ekosistem perairan ini, Seacrest melakukan kegiatan untuk rehabilitasi terumbu karang, lamun di Raijua dengan penanaman mangrove di lokasi-lokasi yang memungkinkan. Kemudian dilanjutkan dengan penanaman lamun bersama masyarakat setempat sebagai penjaga ekosistem pesisir.

Dalam pengelolaan konservasi BKKPN menjadi tenaga konservasi di laut Sawu yang mana Raijua merupakan daerah konservasi.

Sehingga mereka menjaga pelestarian ekosistem pesisir dari tangan-tangan yang merusak.

"Kita berharap ada SKPD yang bertugas untuk penindakan pelanggaran-pelanggaran yang ada di laut,"tutupnya.

Peresmian APR dan AFA serta rehabilitas mangrove di kawasan pantai desa Ballu, Pulau Raijua dihadiri langsung Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si. Peresmian ini ditandai dengan penanaman mangrove secara simbolis di pantai desa Ballu pada Sabtu, 4 Mei 2024. (dhe)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved