Opini
Opini: Implementasi Kurikulum Merdeka, Menuju Merdeka Belajar yang Sejati
Tahun ajaran baru 2024/2025 semakin dekat, gaung implementasi Kurikulum Merdeka (Kurmer) semakin menggema.
Illich menekankan pemikiran bahwa pendidikan sejati terjadi ketika individu memiliki kontrol penuh atas proses pembelajaran mereka sendiri dan dapat mengatur pengalaman belajar mereka sesuai dengan kebutuhan, minat, dan aspirasi mereka sendiri. Pillar Murid sebagai agen belajar terletak pada beberapa hal berikut:
1. Kemandirian dalam Pembelajaran
Illich menekankan pentingnya membebaskan individu dari ketergantungan pada institusi formal seperti sekolah. Menurutnya, pendidikan yang benar-benar bermakna terjadi ketika individu memegang kendali atas proses pembelajaran mereka sendiri.
Dalam konteks ini, murid bukanlah objek yang pasif dalam pendidikan, tetapi subjek yang aktif yang secara aktif terlibat dalam mengeksplorasi dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri.
2. Kekuatan dalam Pengambilan Keputusan:
Murid sebagai agen belajar memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan tentang apa, bagaimana, dan di mana mereka akan belajar.
Mereka memiliki kebebasan untuk menentukan kurikulum mereka sendiri, menetapkan tujuan pembelajaran mereka sendiri, dan mengeksplorasi minat mereka sendiri.
Hal ini memberi mereka kontrol penuh atas proses pembelajaran mereka sendiri dan memungkinkan mereka untuk memaksimalkan potensi pribadi mereka.
3. Pengakuan atas Keanekaragaman Individual:
Illich mengakui bahwa setiap individu memiliki keunikan, minat, dan kebutuhan mereka sendiri dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pendidikan yang efektif harus mengakui dan menghormati keanekaragaman ini.
Dalam konteks ini, murid sebagai agen belajar diberi kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri tanpa adanya tekanan dari luar.
4. Kolaborasi dan Dukungan Masyarakat:
Meskipun murid dianggap sebagai agen belajar yang mandiri, Illich juga menekankan pentingnya dukungan dan kolaborasi dalam komunitas mereka.
Pembelajaran tidak selalu terjadi secara individual, tetapi juga melalui interaksi sosial, diskusi, dan kolaborasi dengan orang lain dalam komunitas. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong pertukaran ide dan pengetahuan.
Tantangan dan Solusi
Kurikulum Merdeka
Yulius Maran
Opini
Merdeka Belajar
Platform Merdeka Mengajar (PMM)
Pos Kupang Hari Ini
Opini: Urgensi Perda NTT Tentang Pengelolaan Muro dan Kearifan Lokal Lainnya |
![]() |
---|
Opini: Mengobati Luka Menata Harapan, Perdagangan Orang dalam Geliat Pembangunan NTT |
![]() |
---|
Opini: Jangan Takut pada One Piece, Rayakan Kreativitas dalam Semangat Kemerdekaan |
![]() |
---|
Opini: Wabah Rabies dan Tumpulnya Nurani terhadap Sesama |
![]() |
---|
Opini: Mencari Wajah Allah di Tengah Derita dan Bencana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.