Breaking News

Konflik Iran Versus Israel

Kecemasan Melanda Sebagian Warga Iran Setelah Serangan ke Israel

Mereka memperingatkan, kedua belah pihak dapat dengan cepat melancarkan aksi balas-membalas serangan yang berbahaya.

Editor: Dion DB Putra
REUTERS/AYAL MARGOLIN
Sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Lebanon menuju Israel melalui perbatasan Israel-Libanon, seperti yang terlihat dari Israel utara, April 2024. 

POS-KUPANG.COM, TEHERAN - Kecemasan kini melanda sebagian warga Iran setelah serangan ke Israel pada Sabtu malam 13 April 2024.

Warga Iran khawatir serangan hari Sabtu lalu menyebabkan eskalasi serangan yang lebih intens antara kedua negara.

Warga Iran kini bersiap menghadapi kemungkinan serangan balasan dari Israel dalam waktu dekat.

Sejumlah pakar yang memantau perkembangan di Iran telah menyuarakan kekhawatirannya soal potensi respons Israel terhadap serangan pesawat nirawak (drone) dan rudal Iran akhir minggu.

Mereka memperingatkan, kedua belah pihak dapat dengan cepat melancarkan aksi balas-membalas serangan yang berbahaya.

Dalam siaran untuk kantor TV pemerintah, Komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami, mengatakan bahwa Teheran telah memasuki "persamaan baru", yang berarti bahwa setiap serangan Israel atas kepentingan, aset, pejabat, atau warga Iran akan mendapat balasan dari wilayah Iran.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Hossein Bagheri, juga memperingatkan respons Iran akan jauh lebih besar dibanding aksi militer pada Sabtu (13/4/2024) jika Israel melakukan aksi balasan terhadap Iran.

Layaknya mempertegas posisi pemerintah, sebuah mural muncul pada Lapangan Palestina di Teheran, Iran. Mural yang ditulis dalam bahasa Persia dan Ibrani itu berisikan frasa: "Tamparan berikutnya akan lebih dahsyat”.

Kepada DW, seorang jurnalis Iran yang berbasis di Berlin, Hamed Mohammadi, mengatakan kalau Iran mengandalkan cara-cara militer untuk menunjukkan kekuatan, setelah tewasnya tujuh perwira tinggi dalam kejadian yang disebut Teheran sebagai sebuah serangan terhadap kedutaanya di Damaskus pada awal April 2024.

"Sentimen anti-Israel ada dalam DNA Republik Islam (Iran). Dengan pendekatan ini, konflik di wilayah tersebut akan meningkat secara bertahap," ujarnya.

"Eskalasi belakangan ini menandai fase baru, yang secara efektif memberi Israel lampu hijau untuk memberikan tindakan yang lebih agresif, bahkan di dalam wilayah Iran," ungkap Hamed.

Tetapi, banyak warga Iran yang merasa khawatir dengan ancaman konflik yang meningkat. Mereka pun bersiap menghadapi kemungkinan serangan balasan Israel ke kota-kota di Iran.

Pada Minggu (14/4/2024), Departemen DW bahasa Persia mengamati beberapa unggahan di media sosial yang menunjukkan antrean panjang di sejumlah pom bensin.

Hal ini dilakukan warga Iran untuk mengantisipasi kenaikan harga bensin secara tiba-tiba. Swalayan juga dipenuhi oleh pembeli yang memborong kebutuhan pokok berupa beras dan roti, dan mata uang Iran, rial, sempat jatuh ke rekor terendahnya terhadap dolar AS di pasar terbuka, demikian menurut laman pemantau valuta asing Bonbast.

ISeorang penulis dan analis Iran, Soroush Mozaffar Moghadam, melakukan kontak dengan sejumlah warga Iran lewat jejaring media sosial selama beberapa jam usai serangan tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved