Opini
Opini: Tidak Tahu Diri
Ini sebuah pengakuan, tanpa menjunjung tinggi etika dan keugaharian, niscaya seorang yang ‘bukan orang’ bisa jadi ‘orang’.
|
Editor:
Dion DB Putra
Ia telah menghadirkan agama secara benar di ruang publik untuk memperjuangkan etika. Di sana ia justru hadir sebagai nabi yang kalau kita telusuri, hal itu pula yang telah menjadi alasan lahirnya tokoh agama di dunia seperti: Nabi Musa, Siddharta Gautama, Confucius, Krisna, Yesus Kristus, dan Muhammad.
Mereka lahir pada saat agama dikerdilkan sekadar ritual sementara penguasa semau gue mempraktikkan pemerintahan semaunya. Di situlah esensi moral ditegakkan.
Kalau demikian maka apakah Magnis Suseno bisa kita nilai ‘tidak tahu diri’ atau justru pemegang kekuasaanlah yang tidak tahu diri? Tanpa perlu digurui, pembaca semestinya punya otoritas untuk memberikan jawabannya. (*)
Berita Terkait:#Opini
Opini: Membaca Fenomena Eat the Rich di Indonesia |
![]() |
---|
Opini: Menyoal Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia di Nusa Tenggara Timur |
![]() |
---|
Opini: Remaja dan Seni Mencintai, Membaca Ulang Pacaran di Zaman Kini |
![]() |
---|
Opini: Mohon Tenang Sedang Pemilihan Rektor Undana |
![]() |
---|
Opini: Kasus Eks Kapolres Ngada Cacat Hukum atau Cacat Nurani? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.