Opini

Opini: BPJS dan Desain Pembiayaan

Kondisi objektif ini menyebabkan terbangunnya paradigma biomedis yang mengedepankan aspek kuratif dalam pembangunan kesehatan.

|
Editor: Dion DB Putra
Dok. POS-KUPANG.COM
Pengamat Kebijakan Publik, Habde Adrianus Dami. 

Sehingga, kita paham, mengambil sebuah keputusan di tengah ketidakpastian kondisi keuangan BPJS Kesehatan saat ini sudah pasti akan tetap menuai risiko pro-kontra terutama desain pembiayaan kesehatan.

Tiga konsep sakit

Secara akademik, sakit terkait dengan tiga konsep, yakni disease, illness, dan sickness. Ketiganya menunjuk bahwa sakit mengandung dimensi psikososial.

Disease berdimensi biologis, illness berdimensi psikologis, dan sickness berdimensi sosiologis. (Calhoun, dkk, 1994 dalam Thobib, 2020).

Disease adalah penyimpangan yang simtomnya diketahui melalui diagnosis. Penyakit yang berdimensi biologis. Sifatnya objektif. Ia bersifat independen dan bebas dari pertimbangan psikososial. Kemunculannya tidak dipengaruhi oleh keyakinan seseorang, seperti tumor, influenza, AIDS, dan lain-lain.

Sementara illness adalah konsep psikologis. Ia menunjuk pada perasaan, persepsi, atau pengalaman subjektif seseorang tentang ketidaksehatannya.

Keadaan tubuh ada yang dirasa tidak enak. Sebagai pengalaman subjektif, illness bersifat individual. Seseorang yang merasa terjangkit suatu penyakit, belum tentu dipersepsi atau dirasakan oleh seseorang. Namun, bagi orang lain hal itu justru dirasakan sakit.

Sedangkan sickness merupakan konsep sosiologis yang bermakna sebagai penerimaan sosial terhadap seseorang sebagai orang yang sedang mengalami kesakitan (illness atau disease).

Dalam keadaan sickness ini orang dibenarkan melepaskan tanggung jawab, peran, atau kebiasaan tertentu yang dilakukan saat sehat.

Kesakitan dalam konsep sosiologis ini berkenaan dengan peran khusus yang dilakukan terkait perasaan kesakitannya sekaligus memiliki tanggung jawab baru, yaitu mencari kesembuhan.

Secara psikologis, perasaan takut, khawatir, dan cemas justru akan menimbulkan stres yang dapat mengurangi ketahanan tubuh. Artinya, ada faktor psikologis yang menjadikan seseorang menjadi sakit.

Dalam situasi tersebut masuk kategori "illness" di mana setiap individu akan merasakan hal yang berbeda. Disinilah yang akan membedakan antara individu dan individu lain dalam menghadapi suatu penyakit yang ditentukan oleh gaya hidup dan paradigma secara bersamaan.

Sehingga, "sakit" itu dapat berdimensi subjektif-kulturalistik. Orang yang sedang sakit tentu punya keharusan untuk berobat agar sembuh. Kenapa? Karena hakikat manusia sejatinya sehat dan bugar.

Karena itu, pengobatan adalah bidang yang sangat kompleks. Banyak faktor yang berpengaruh di dalamnya. Dengan kompleksitas ini, tidak semua pengobatan dapat dimutlak-multakkan. Sering ada deviasi atau hal-hal yang belum memiliki penjelasan rasional.

Kerancuan pembiayaan

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved