Liputan Khusus

Lipsus - Mendadak Dicopot dari Sekretaris Golkar NTT, Inche Tabuh Genderang Perang

Inche Sayuna yang dikonfirmasi Pos Kupang, Selasa (19/3) membenarkan informasi pencopotan dirinya tersebut.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO
Inche DP Sayuna saat sidang Dewan Etik DPP Partai Golkar di Jakarta, Selasa 19 Maret 2024. Ince mengadukan Ketua DPD Partai Golkar NTT Melki Laka Lena ke Mahkamah Partai dan Dewan Etik. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Politisi senior Partai Golkar, Dr. Inche DP Sayuna, SH, M.Hum, M.Kn mendadak dicopot dari jabatan sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar NTT. Posisi yang ditinggalkan Inche  Sayuna digantikan Libby Sinlaeloe.

Pencopotan Inche Sayuna dilakukan Ketua DPD Partai Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena alias Melki Laka Lena.

Inche Sayuna yang dikonfirmasi Pos Kupang, Selasa (19/3) membenarkan informasi pencopotan dirinya tersebut.

Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT ini mengaku memperoleh informasi pencopotan dari Ans Takalapeta via telepon pada tanggal 8 Maret.

Baca juga: Inche Sayuna Adukan Ketua DPD Golkar NTT ke Mahkamah Partai dan Dewan Etik

"Pak Ans Takalapeta menyampaikan bahwa mereka sudah rapat dua kali, ibu sek punya nama sudah diganti. Posisi diganti oleh ibu Libby Sinlaeloe," kata Inche Sayuna mengulangi omongan Ans Takalapeta.

"Ibu kami kasih urutan ketiga dari atas sebagai wakil ketua," ujar Inche Sayuna.

Kepada Ans Takalapeta, Inche Sayuna meminta catatan dari tim yang dibentuk Melki Laka Lena untuk melakukan evaluasi kinerja pengurus.

"Saya minta diberi catatan. Pak Ans bilang tidak ada catatan. Alasannya, ketua dan sekretaris sama-sama sibuk sehingga konsentrasi di pimpinan DPRD agar tidak diganggu tugas partai. Tapi ketua tidak diganti," katanya.

Ans Takalapeta minta Inche Sayuna untuk legowo menerima posisi baru, jika tidak maka akan berbeda. "Nadanya seakan-akan mengancam saya, nama saya akan hilang dalam struktur."

Inche Sayuna mengaku sampai saat ini belum menerima surat keputusan mengenai pencopotannya dari Sekretaris DPD Partai Golkar NTT.

Lebih lanjut Inche Sayuna menjelaskan kronologi pencopotannya. Menurutnya, cerita dimulai pada tanggal 6 Maret.

"Saya menerima undangan, tanda tangan saya di-scan. Saya dikasih tau staf bilang pak ketua minta rapat. Undangan rapat pleno dengan empat agenda, evaluasi pileg, persiapan Pilkada, evaluasi badan pengurus dan keempat, warna sari," terangnya.

"Masuk dalam rapat pleno, undangan cukup lengkap. Badan Pengurus tidak lengkap, Dewan Pertimbangan cukup banyak dan ada fraksi. Dia menjelaskan agenda rapat, ada evaluasi terhadap badan pengurus. Jadi, kami peserta rapat kaget," papar Inche Sayuna.

Ada peserta rapat menolak rapat evaluasi Pileg karena penghitungan suara belum selesai. Begitpun agenda persiapan Pilkada karena Pilkada masih jauh. 

"Evaluasi itu kemudian ditolak oleh beberapa orang Dewan Pertimbangan, dianggap tidak urgen. Tidak ada urgensinya."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved