Berita Sumba Timur

Lahan Padi dan Jagung Milik Warga Petani Desa Persiapan Prai Kilimbatu Sumba Timur Diterjang Banjir

Kami tetap berusaha maksimal agar tanaman padi bisa normal bertumbuh lagi, meski harapan tipos, namun kami cegah

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Lahan padi dan jagung milik warga petani di Desa Persiapan Prai Kilimbatu, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur, yang terendam banjir akibat curah hujan yang melanda beberapa hari terakhir  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Dampak hujan deras yang melanda Wilayah Kabupaten Sumba Timur selama beberapa hari terakhir menyebabkan banjir berdampak pada rusaknya lahan padi dan jagung seluas 9,57 hektare milik warga petani di Desa Persiapan Prai Kilimbatu, Kecamatan Pandawai.

Kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 16 Maret 2024, Sekrtaris Desa Persiapan Prai Kilimbatu, Retang Meha Kati, mengatakan warga awalnya berharap hujan turun agar bisa menanam padi dan jagung, namun curah hujan deras menyebabkan lahan padi dan jagung rusak akibat terendam banjir.

"Laporan kerusakan lahan padi dan jagung sudah saya buat dan sudah dilanjutkan ke Dinas Pertanian, dan untuk lahan saya sekitar 70 are, namun dari 33 warga lainnya maka total lahan yang rusak mencapai 9,57 hektare," jelas Retang.

Terhadap tanaman padi dan jagung yang terendam air dan masih terselamatkan akan tetap diupayakan warga petani ditegakkan kembali. Namun hal itu tentu akan membutuhkan waktu sembari berharap hujan yang turun cukup dan tidak berlebihan dan kembali berdampak banjir.

"Kami tetap berusaha maksimal agar tanaman padi bisa normal bertumbuh lagi, meski harapan tipos, namun kami cegah agar tidak terjadi gagal panen," pungkasnya.

Masih Kumpulkan Data

Terpisah, Kadis Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Nico Pandarangga mengatakan saat ini pihaknya masih mengumpulkan data kerusakan lahan pertanian dari semua wilayah di 22 kecamatan.

Pihaknya juga sudah menerima beberapa laporan resmi dari masyarakat, dan masih menunggu dari wilayah lain yang belum bisa melaporkan karena terkendala jaringan telekomunikasi maupun internet.

"Kami sudah terima beberapa laporan dari masyarakat petani, dan masih ada yang belum melapor karena tidak ada jaringan, seperti di Kecamatan Pinupahar, serta wilayah lainnya, dan kami masih tunggu semua laporan masuk ke dinas agar melanjutkan ke BNPB, sehingga bisa mendapat intervensi pemerintah," ungkap Nico.

Pihaknya meminta kepada masyarakat membuat laporan resmi dan tidak perlu memposting di media sosial sebab kerusakan lahan pertanian sifatnya darurat dan harus cepat ditangani. (zee)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved