Berita Lembata

Produksi Ikan di Teluk Lewoleba Menurun Drastis

Jumlah produksi ikan ini menurun tajam dari produksi perikanan pada tahun 2022 sebanyak 1140 ton. Penurunan produksi ikan terjadi dari tahun ke tahun.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Teluk Lewoleba yang selama ini menjadi salah satu ‘lumbung’ ikan masyarakat Lembata sekarang tidak seproduktif dulu lagi. Produksi perikanan dari teluk ini menurun drastis, lebih dari 50 persen. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Teluk Lewoleba yang selama ini menjadi salah satu ‘lumbung’ ikan masyarakat Kabupaten Lembata sekarang tidak seproduktif dulu lagi. 

Produksi perikanan dari teluk ini menurun drastis, lebih dari 50 persen. Penurunan produksi ikan ini disebabkan oleh kerusakan terumbu karang yang parah di kawasan ini. 

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lembata, Petrus S Atawuwur, mengungkapkan produksi perikanan antar pulau dari Kabupaten Lembata pada tahun 2023 sebanyak 471 ton. 

Jumlah produksi ikan ini menurun tajam dari produksi perikanan pada tahun 2022 sebanyak 1140 ton. Penurunan produksi ikan terjadi dari tahun ke tahun.

Petrus berujar penurunan produksi terjadi karena ada penurunan daya dukung atau sumber daya perairan di Teluk Lewoleba yang menyuplai 80 persen produksi perikanan dari Kabupaten Lembata.

“Penurunan sumber daya perairan itu maksudnya teluk kita sudah menjadi tidak produktif akibat terumbu karang yang sudah rusak,” kata Petrus saat ditemui di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lembata, Senin, 26 Februari 2024.

Dia menyebutkan 85 persen ekosistem laut di Teluk Lewoleba sudah rusak dan yang tersisa hanya ekosistem bakau yang 80 persennya masih baik. Padang lamun juga hampir semuanya sudah rusak. 

Walhasil, rantai makanan biota laut terputus. Populasi ikan berkurang. Ini jadi sebab produktivitas perikanan dari Teluk Lewoleba menurun drastis.

Dampak dari semua ini adalah pendapatan nelayan akan menurun. Kontribusi sektor perikanan terhadap pendapatan asli daerah juga menurun. 

“Kira-kira siklusnya seperti itu,” tambahnya.

Lebih jauh, Petrus menyebutkan pada tahun 2023, ikan tembang dari Teluk Lewoleba juga sudah tidak bisa dikirim antar pulau karena memang produksi ikan tembang menurun drastis.

“Konsumsi ikan tembang di tengah masyarakat juga susah, padahal sebelumnya ikan tembang dari teluk Lewoleba bisa dikirim berton-ton ke luar daerah,” katanya.

Petrus mengakui sejumlah kebijakan perlu diambil untuk menyelamatkan Teluk Lewoleba dari kerusakan masif. 

Kebijakan itu seperti pembatasan alat tangkap yang merusak lingkungan, melarang penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai ketentuan, merehabilitasi terumbu karang, dan membuat aktivitas-aktivitas kelautan yang ramah lingkungan. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved