Liputan Khusus
Lipsus - Harga Komoditi di NTT Naik, Pj Gubernur Ayodhia Minta Pemda Pantau Pasar
HLM TPID Provinsi NTT dilaksanakan dalam rangka memperkuat koordinasi dan kolaborasi setiap pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian inflasi.
Dari hasil pantauan harga pasar tersebut, Ayodhia mengharapkan agar TPID dapat segera mengambil langkah untuk mengupayakan ketersediaan stok agar harga dapat stabil dan mendorong gerakan menanam kebutuhan sehari‑hari seperti cabai, bawang dan tanaman hortikultura lainnya di pekarangan sendiri.
Usai memantau perkembangan harga komoditi pasar di Pasar Kasih, Ayodhia beserta rombongan kemudian bergerak menuju Gudang Bulog Alak. Kunjungan oleh Penjabat Gubernur itu guna memantau dan memastikan stok ketersediaan beras.
"Kita pastikan ketersediaan stok beras dan bisa mencukupi sampai bulan ramadhan. Kita harapkan tidak ada kendala apapun sehingga dapat memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat," ujar Ayodhia.
Pada kesempatan tersebut, dia juga menanyakan kesediaan beras di Flores, Sumba dan Alor dan wilayah yang lain kepada Kepala Bulog NTT, Himawan Nugraha.
Menurut data yang diberikan Kepala Bulog NTT, Himawan Nugraha, total stok beras secara keseluruhan di NTT mencapai 14.000 ton. Yang tersedia di gudang bulok alak sejumlah 2.700 ton. Stok yang masih dalam perjalanan sejumlah 51.000 ton ditambah sisa kuota impor 15.000 ton.
Untuk diketahui usai meninjau Gudang Bulog Alak, Pj. Gubernur melanjutkan kunjungan ke Peternakan Ayam KUB di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang serta melihat langsung contoh kolam budidaya ikan Nila di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Jumlah produksi kurang
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Flores Timur, Siprianus Sina Ritan mengatakan, faktor utama kenaikan harga pangan dipengaruhi kurangnya jumlah produksi, sementara permintaan terlampau tinggi.
"Ada peningkatan, beberapa jenis sembako naik terutama beras jenis premium sudah Rp 16 ribu per kilogram," ujar Siprianus, Kamis (22/2).
Dia memberikan data pelbagai jenis pangan di Pasar Inpres Larantuka dari harga saat ini dan sebelumnya. Harga cabai keriting Rp 80 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp 86 ribu, cabai rawit merah Rp 53 ribu, dan cabai rawit hijau Rp 40 ribu.
Kemudian bawang merah di angka Rp 33 ribu per kilogram, bawang bombai Rp 43 ribu, dan bawang putih Rp 40 ribu. Sementara tomat masih mahal yaitu Rp 25 ribu per kilogram.
"Kalau tomat, penyebab kenaikan karena belum musim panen. Faktornya memang produksi menurun, belum musim panen," katanya.
Harga Beras di Kabupaten Belu tembus Rp 17 ribu per kilogram. Pemerintah ajak warga bisa memanfaatkan pangan lokal sebagian alternatif.
Kepala Bidang Sarana Distribusi dan Stabilisasi Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Belu, Rainard M. Koli, saat ditemui mengakui bahwa harga beras, terutama merek Lonceng, telah mencapai 17 ribu rupiah per kilogram. Situasi ini menjadi perhatian serius, terutama dengan adanya keterbatasan daya beli masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.