Opini

Mengenal Sirekap dan Teknologi di Dalamnya

Kebanyakan dari mereka menyoroti keberadaan Sistem rekapitulasi (Sirekap), aplikasi yang diadopsi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

|
Editor: Dion DB Putra
KPU.GO.ID/KOLASE POS-KUPANG.COM
Ilustrasi. 

KPPS juga perlu memeriksa kesesuaian tanda tangan serta cap basah yang ada pada formulir dengan data yang tercatat dalam Sirekap.

Langkah ini sangat penting untuk meminimalkan potensi kesalahan pembacaan yang mungkin terjadi pada proses rekapitulasi suara.

Dengan melakukan pemeriksaan dan verifikasi yang cermat, diharapkan hasil perhitungan suara yang disampaikan oleh KPPS kepada KPU menjadi lebih akurat dan dapat diandalkan.

Dengan demikian, pemeriksaan dan verifikasi hasil pembacaan oleh KPPS merupakan tahapan yang tidak boleh diabaikan dalam proses rekapitulasi suara Pemilu, untuk memastikan keabsahan hasil perhitungan suara.

Dari sisi individu (pengguna), ada beberapa kendala yang terungkap dari anggota KPPS yang juga bertugas sebagai operator Sirekap.

Karena ketidaksesuaian data konversi angka rekap hasil suara tersebut, mereka harus mengganti secara manual dan disesuaikan dengan hasil rekapitulasi suara yang ada di model C1-plano.

Kendala lain yang paling sering ditemui adalah banyaknya gambar yang gagal terunggah. Padahal gambar tersebut harus diambil langsung dari model C1-plano, tidak bisa memakai di galeri ponsel.

Sementara petugas KPPS dituntut untuk harus segera mengirim model C1-plano ke kelurahan sesaat setelah proses pemungutan dan penghitungan suara selesai.

Dari sisi teknologi, ketika Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengirimkan gambar atau foto formulir C1 ke Sirekap, data dokumen itu diterjemahkan menjadi angka oleh perangkat Optical Character Recognition (OCR) atau Optical Mark Recognition (OMR).

OCR/OMR dapat dipahami sebagai teknologi yang berguna untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi,dengan mengekstrak data dari gambar yang tersaji menjadi teks yang dapat diolah pada sistem yang digunakan.

Teknologi ini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya untuk mendeteksi nomor polisi sebuah kendaraan bermotor.

Secara umum algoritma OCR adalah sebagai berikut: 1) Pemindaian Dokumen: Proses dimulai dengan pemindaian dokumen atau gambar yang mengandung teks. Dokumen ini bisa berupa dokumen fisik seperti surat, buku, atau dokumen yang dipindai, atau bisa juga berupa gambar yang dihasilkan dari kamera atau perangkat lainnya;

2) Prapemrosesan Gambar: Gambar atau dokumen yang dipindai kemudian menjalani prapemrosesan. Langkah ini mencakup beberapa tahap seperti pembersihan gambar, peningkatan kontras, dan penghilangan noise untuk memastikan bahwa teks pada gambar atau dokumen lebih mudah dikenali dan diekstraksi;

3) Segmentasi: Setelah prapemrosesan, gambar dibagi menjadi komponen komponen yang lebih kecil, seperti karakter, kata, atau baris teks.
Proses segmentasi ini membantu OCR untuk memahami struktur dokumen dan mengidentifikasi lokasi teks;

4) Pengenalan Karakter: Inilah tahap utama dalam OCR di mana karakter-karakter yang teridentifikasi diubah menjadi teks yang dapat dibaca oleh komputer. Proses pengenalan karakter dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk metode statistik, jaringan saraf tiruan (neural networks), atau pemodelan bahasa;

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved