Berita Alor
Kampanye Terakhir, Ans Takalapeta Cerita Keberhasilan Program Gerbadestan era 1999-2009
Kampanye digagas dalam bentuk dialog publik dengan tema: Refleksi dan Relevansi Keberhasilan Program Gerakan Membangun Desa dan Pertanian
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Eflin Rote
Pembangunan Bandara Mali dan perluasan daerah.
Program penguatan kelembagaan, sebelumnya Alor memiliki 93 wilayah ketemukungan. Tahun 1998 ada pembangunan desa gaya baru. Terus bertambah hingga saat ini 175 desa dan 18 Kecamatan.
Program Expo Alor untuk pameran budaya, kesenian, dan kearifan lokal.
“Tahun 1998, ekonomi kita minus 2,4 persen. Tahun 1999 ekonomi kita turun menjadi minus 0,2 persen. Tahun 2000 pertumbuhan ekonomi kita menjadi positif naik 4 persen. Kalau dibandingkan dengan daerah lain, pertumbuhannya tidak secepat itu. Selain itu IPM Alor meningkat sampai dengan urutan tiga teratas di tahun 2005-2009 akhir masa jabatan saya,” ungkap Ans.
Keberhasilan Gerbadestan menurutnya telah mengubah stigma masyarakat terhadap Kabupaten Alor, karena pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat.
“Sekarang saya lihat pemberdayaan masyarakat apakah masih jalan? Setelah kami amati banyak keluh kesah dalam hal modal usaha. Sekarang yang ada koperasi yang tidak menjalankan fungsi koperasi, tetapi meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi. Bagaimana masyarakat mau usaha? mau pinjam modal tapi terlalu mahal, dan bunga terlalu mahal. Maka yang terjadi adalah aset-aset miliknya, sekarang sudah beralih ke milik orang lain, milik koperasi,” jelasnya.
Karena persoalan ini mendorong dirinya untuk maju menjadi calon anggota DPRD Provinsi NTT.
“Persoalan ini kita harus bicara dengan pemerintah, kalau itu tanah belum beralih maka sertifikatnya kasih kembali. Kita gotong royong bayar. Kasihan aset orang. Itu persoalan berat yang kita hadapi. Karena itu yang menyebabkan saya maju kembali jadi Caleg DPRD Provinsi NTT Dapil 6 (Flotim, Lembata, Alor) dari Partai Golkar Nomor Urut 1. Karena melalui itu saya bisa berkomunikasi dengan pemerintah daerah,” jelasnya.
Keprihatinan Ans, bukan saja pada aset ekonomi tetapi juga aset budaya. Saat ini dirinya melihat moko yang dipakai sebagai belis pernikahan, dijual belikan di Pasar Kadelang.
“Saya dulu dirikan Museum 1000 Moko karena saya tahu Moko ini suatu saat akan dijual habis. Nah, jadi aset ekonomi dan budaya kita sudah beralih ke tangan orang lain. Karena itulah saya berniat maju Calon Anggota DPRD Provinsi NTT. Kalau terpilih maka lima tahun itu saya punya tugas untuk membenahi itu,” tegasnya.
Sementara itu Rektor Universitas Tribuana Kalabahi Alvonso F. Gorang, S.Sos.,M.M, salah satu narasumber dialog menyatakan, kajian empat pilar Program Gerbadestan dihubungkan dengan kondisi keadaan Alor hari ini, dan visi Indonesia Emas 2045 optimis masih relevan.
Narasumber lainnya, Linus Kia selaku pimpinan redaksi Alor Pos merupakan media massa pertama di Kabupaten Alor saat itu yang turut mengawal keberhasilan Gerbadestan.
Linus mengatakan lewat publikasi media cetak dan online yang saat itu diproduksi oleh Alor Pos, akhirnya membuka pikiran di tingkat provinsi dan nasional bahwa Alor sedang menuju kemajuan. Stigma suanggi, dan label negatif lainnya perlahan mulai terlepas dan banyak yang tertarik mengadopsi kesuksesan Gerbadestan.
“Melihat kondisi daerah ini, dan apakah masih relevan saya melihat ada sesuatu luar biasa yang akan Pak Ans lakukan. Salah satunya pengkaderan di masa transisi kepemimpinan Alor, agar Kabupaten Alor kedepannya semakin baik,” imbuh Linus. (cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Termakan Usia, KM Nangalala Berangsur-Angsur Karam di Dermaga Dulionong Kalabahi Alor |
![]() |
---|
Pemkab Alor Akui Tol Laut dari PT Pelni Beri Efek Turunkan Harga Kebutuhan Masyarakat |
![]() |
---|
GAMKI Cabang Alor Silaturahmi dengan Ketua DPRD Alor, Ini yang Dibahas |
![]() |
---|
Lapas Kalabahi, Kabupaten Aor NTT Panen Raya Jagung di Sarana Asimilasi dan Edukasi |
![]() |
---|
Dinas Kebudayaan Kabupaten Alor Selenggarakan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Lembaga Adat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.