Liputan Khusus

Tak Ada Sumber Mata Air, Masyarakat Weliman NTT Alami Krisis Air Bersih

Menurut Meliana, selama ini mereka sangat kesulitan air dan untuk pertama kalinya Pemerintah desa mulai mendistribusikan air bersih secara gratis

|
Penulis: Novianus L.Berek | Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/NOFRY LAKA
MKepala Desa Taaba, Ida Hoar Nahak melayani kebutuhan air bersih masyarakat Desa Taaba saat mobil tangki air masuk ke wilayah itu. 

"Kalau ada fiber penampungan air di rumah, maka anggaran desa hanya dipakai untuk beli air dari mobil tangki air saja lalu mendistribusikan secara gratis ke rumah-rumah," ujarnya.

Menurut Kades Ida, krisis air bersih di Desa Taaba yang terjadi setiap tahun itu puncaknya pada bulan September hingga November. Dan ida yang baru menjabat sebagai kades selama 11 bulan itu, mengambil solusi alternatif yakni mendistribusikan air bersih kepada masyarakat secara bertahap.

Selama tahun 2023, Kades Ida telah mendistribusikan air bersih sebanyak 130.000 liter, yang dibagi dalam lima tahap sejak September hingga Desember 2023.

"Pada saat itu kita distribusi 5 tahap dalam 4 bulan yakni bertepatan dengan musim kemarau dari September hingga Desember," katanya.

Dan ketika sudah mulai musim penghujan, pendistribusian air bersih ke masyarakat mulai dikurangi. Tapi jika ada kedukaan, atau hujan tak menentu maka pemerintah desa akan membantu mendistribusikan air bersih, khususnya bagi masyarakat secara ekonomi keluarga kurang mampu.  

"Distribusi air bersih tetap dilaksanakan bagi masyarakat yang secara ekonomi keluarga kurang mampu dan mengalami kedukaan," tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan Kades Ida, krisis air bersih berkepanjangan di Desa Taaba ini terjadi karena di desa tersebut tidak ada sumber mata air yang bisa dimaksimalkan. Sehingga jika musim kemarau, masyarakat terpaksa membeli air dari mobil tangki harga kisaran Rp 100.000 - Rp 150.000 per mobil tangki yang berisi air 5.000 liter.

"Rata-rata tiap rumah memiliki fiber penampungan air ukuran 1.200 sampai 2.200 liter untuk menampung air," katanya.

 

Pengadaan 25 Fiber

Ketua BPD, Petrus Seran, mengatakan setiap Musrembangdes masyarakat sudah mengusulan pengadaan mobil tangki air sebagai alternatif untuk atasi air bersih. Selama 4 tahun terakhir masyarakat selalu mengusulkan solusi atasi air bersih.

"Usulan ini mulai dari Musdus - Musrenbangdes hingga Musrembangcam hanya tidak terealisasi sampai dengan saat ini. Entah apa masalahnya," tegas Petrus.

Sehingga pada tahun 2019, wacana untuk pembelian tangki air sudah diusulkan untuk pengadaan tahun 2020. Namun bersamaan dengan itu ada Covid-19 sehingga semua kebijakan pemerintah pusat seluruh anggaran dialihkan penggunaannya untuk penanganan Covid-19 ketimbang pembangunan fisik di desa.

"Sehingga pengadaan mobil tangki air tidak bisa direalisasikan. Kemudian tahun 2021, masyarakat kembali mengusulkan agar tahun anggaran 2022 dianggarkan pembangunan sumur bor di masa kepemimpinan Kepala Desa periode 2016 -2022," katanya.

Usulan pembangunan sumur bor itu dilakukan di masa kepemimpinan Kepala Desa Taaba, Marsela Hoar Seran.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved