Opini

Ekonomi Emas

Cukup banyak orang hari ini belum paham istilah dan konsep baru, ahirnya membaca lurus saja lalu membuat kesimpulan atas pemahaman sendiri.

Editor: Dion DB Putra
YOUTUBE/SOUTH CHINA MORNING POST
Ilustrasi ibu kota Jakarta. 

Oleh: Dr. James Adam, SE.MBA
Pengamat Ekonomi Regional

POS-KUPANG.COM - Indonesia akan menjadi salah satu negara yang diperhitungkan ke depan oleh karena mempunyai sumber daya alam terbesar di dunia.

Indonesia juga digadang-gadang akan menjadi salah satu negara terkuat soal ekonomi, namun apakah itu hanya sebuah prediksi, prakiraan, intuisi atau bahkan hayalan belaka.

Tentu kita mendengar dan membaca beberapa pendapat dari IMF dan Worl Bank berkaitan dengan keberadaan Indonesia pada tahun 2030 nanti menjelang tahun emas Indonesia, namun apakah kita berbangga dengan pendapat tersebut atau malah kita berpikir susah sudah datang karena pasti segala harga barang di pasar pasti akan berubah total.

Hari ini banyak pendapat akan konsep ataupun istilah blue economy dengan ocean health index (OHI) dan green economy dengan green future index (GFI), tetapi apakah itu yang akan menguide Indonesia menjadi salah satu negara terkuat soal ekonomi.

Hari ini kita mendengar banyak hamburan istilah dan konsep baru yang sebetulnya tidak matching secara teoritis padahal kita tahu bahwa praktik selalu berlandasan teori atau pengetahuan tertentu.

Orang pandai membuat terminology baru supaya kedengarannya beda tetapi aneh sebab belum tentu dapat tercapai sebab tidak ada alasan teoritisnya.

Cukup banyak orang hari ini belum paham istilah dan konsep baru, ahirnya membaca lurus saja lalu membuat kesimpulan atas pemahaman sendiri.

Banyak juga orang hari ini bicara di luar kemampuannya alias menjadi manusia paham semua hal padahal hanya paham sepotong hal, karena gaya orang semacam ini menjadikan dirinya over confidence.

Manusia semacam ini ada di mana-mana, baik dalam lingkungan pemerintah, swasta, lembaga atau organisasi lain, dan hal ini sudah menjadi life trend sebab mungkin berkaitan dengan konsep self branding.

Setiap orang ingin mengaktualisasi dirinya termasuk membranding dirinya, tetapi orang lupa melihat dirinya sendiri pada cermin agar mengetahui keberadaannya secara utuh, ahirnya mereka terjebak sendiri dalam jebakan dirinya.

Ekonomi emas memang bukan istilah baku secara teoritis tetapi memungkinkan dipakai untuk memberi gambaran tentang kondisi ekonomi hari lalu, hari ini, dan hari mendatang dengan filosofi bahwa tembaga, perak dan emas tentu emas memiliki nilai tertinggi.

Hari ini banyak orang berlomba menjadi orang terbaik, orang terkenal, orang terkemuka, orang terpandai, orang terkaya, orang tersibuk, dan ahirnya menjadi human bionic oleh karena hidup mereka terus dipublikasi lewat TikTok dan media sosial lainnya.

Memang tidak salah sebab itu hak tiap orang, tetapi akan menjadi masalah obrolan ketika 99 persen aktifitas hidup disebarkan ke publik. Mungkinkah hari ini hidup kita sementara disetting, diarahkan, dan dikontrol oleh satu sistim yang kita juga belum paham ??.

Hari ini kita merasakan keadaan yang berbeda dari hari kemarin di mana keadaan ekonomi kita telah berubah. Fakta bahwa harga barang bertambah naik, manusia makin pintar, teknologi makin maju, harusnya ketersediaan dan harga terjangkau tetapi fakta berbanding terbalik.

Fakta ekonomi seperti ini memberi sinyal bahwa kesenjangan ekonomi semakin melebar karena yang kaya jarang menjadi miskin dan yang miskin makin bertambah miskin, dan mereka ini tidak mungkin menjadi 9 naga Indonesia.

Ada fakta menarik bahwa hari ini orang setengah kaya terus mengaku miskin karena pura-pura berkeluarga dengan program BLT, PKH, pemberdayaan ekonomi, dsb.

Pada konteks ini pemerintah menjadi Sinterklaas sehingga bertambah pula beban APBN dan APBD, benar saja karena sesuai regulasi bahwa itulah tugas negara.

Fakta ekonomi hari ini dan hari mendatang sulit diketahui arahnya karena itu feminism ekonomi (tulisan Timex 18/01/2023) menjadi lesson hari kemarin, menjadi gift hari ini dan menjadi motivasi hari mendatang.

Banyak prakiraan tahun 2024 baik untuk pemimpin negara, pemimpin Propinsi NTT dan pemimpin Kota Kupang sehingga membuat orang membangun strategi agar menjadi pemenang termasuk menang menjadi anggota DPR pusat dan daerah.

Tidak salah membangun strategi jika paham akan tugas, fungsi dan wewenang sesuai level posisinya. Tugas, fungsi dan wewenang pada posisi eksekutif dan legislatif sangat berbeda, jangan ambil porsi eksekutif jika kita adalah legislatif dan sebaliknya.

Hari-hari ini banyak terjadi janji kasih emas tetapi nanti yang dikasih adalah perak bahkan tembaga ketika emasnya tidak mungkin dibagi. Oleh karena itu bersiaplah kita untuk tidak memilih kucing dalam karung kecuali paham sekali apa isi karungnya.

Tentu kitapun akan bertanya apakah makna ekonomi emas dalam konteks kehidupan kita hari ini, karena target bahwa Indonesia sudah menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan Negara-negara adidaya di dunia tahun 2045.

Indonesia emas dan ekonomi emas bisa tercapai jika manusia kita tidak lagi korupsi, manusia kita punya rasa nasionalisme yang terikat, mental dan sikap bonus demografi, dan pihak asing tidak punya kekuatan penuh menguasai kekayaan alam kita.

Empat prasyarat di atas bisa saja tercapai jika kita tidak salah memilih pemimpin hari ini sesuai level dan posisinya, sebab kita semua ingin mendapat emas bukan perak dan tembaga.

Hari ini kita juga dibingungkan dengan konsep satu negara dan satu mata uang sehingga pertanyaan kita adalah apa mungkin akan seperti itu? Mungkin saja akan terjadi jika kita semua dikendalikan oleh satu sistim sehingga tidak ada pilihan (no way to run).

Contoh konkret bahwa hari ini kita tidak secara fisik bisa berkelana ke seluruh dunia, bisa berbicara dengan siapa saja dipelosok dunia, bisa melihat wajah orang di pelosok dunia oleh karena ada sistimnya.

Kita hari ini dihebohkan dengan crypto currency, bitcoin, ripple XRP, bahkan crypto religion dan kita pasti bertanya apa lagi ini, yang pasti kita lupa bahwa itulah sistim.

Hari ini dan ke depan ekonomi akan diatur dengan satu sistim sehingga semua kita akan mengikutinya, sebagai contoh disejumlah negara uang tunai sudah tidak berlaku untuk hampir semua transaksi keuangan.

Pada waktunya hal ini akan berlaku bagi kita di Indonesia bahwa akan ada sistim tanpa harus uang tunai. Memang benar dalam perspektif ekonomi bahwa sistim adalah tools of control terhadap aktifitas ekonomi, karena itu biasakanlah hidup menggunakan sistem.

Mimpi kita untuk menjadi maju dan modern mestinya tidak hanya untuk negara, tetapi taruhlah mimpi itu dalam konteks lokal bahwa daerah kita akan maju dan modern tetapi ini mesti menjadi mimpi bersama bukan mimpi perorangan.

Karena itu sebagai pengamat tentu tetap berprinsip kenapa tidak kita buat visi dan misi hingga tahun 2045 jika itu mimpi kita bersama, supaya kita tinggalkan visi dan misi per 5 tahun seusia level dan posisi kita.

Mungkinkah konsep ini menjadi motivasi ke depan? Calon eksekutif dan legislatif akankah bisa menjawab!

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved