Berita Alor
Sujiwo Tejo Bawakan Lakon Wayang Semalam Suntuk Versi Jawa Alor
Gus Paox menceritakan secara garis besar bahwa di masa lalu Alor merupakan pusat peradaban dunia.
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
POS-KUPANG.COM, KALABAHI - Agus Hadi Sudjiwo atau yang dikenal dengan nama Sujiwo Tejo salah seorang budayawan nasional membawakan lakon wayang semalam suntuk versi Jawa - Alor.
Lakon ini dibawakan dalam kegiatan bertajuk Daulat Budaya Nusantara dengan tema : Tara Miti Tomi Nuku yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.
Pagelaran ini dilaksanakan pada tanggal 1- 2 Desember 2023 di Stadion Mini Kalabahi, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor disaksikan oleh ribuan penonton.
Pada pembukaan kegiatan, Latief Daka, S.H., selaku Ketua Panitia lokal menyampaikan bahwa daulat budaya ini diselenggarakan di 9 kota yang ada di Indonesia.
Baca juga: Dinas PUPR Adakan Lomba Ja’i Pertama di Alor, Ketua IKADA Alor: Kami Bangga dan Berterima Kasih
“Kegiatan ini secara nasional dilakukan di 9 titik di Indonesia. Salah satunya adalah Kabupaten Alor, khusus NTT hanya diadakan di Alor,” ujarnya.
Latief juga menambahkan bahwa kehadiran Sujiwo Tejo bersama rombongan di Kabupaten Alor adalah suatu kebanggan tersendiri bagi masyarakat Alor.
“Kita diberikan penghargaan untuk melakukan ruwatan atau doa nasional. Meminta keselamatan bangsa dan negara ini, dan doa tersebut juga kami laksanakan di Desa Alor Kecil bersama Kyai Paox Iben Mudhaffar atau Gus Paox,” kata Latief.
Sementara itu, Gus Paox Iben selaku Panitia Nasional menjelaskan bahwa 9 lokasi tersebut yakni di Kediri, Jepara, Purwakarta, Alor, Kepulauan Anambas, Pidie, IKN, Ternate dan Papua.
Menurut Gus Paox yang juga adalah Antropolog mengatakan bahwa alasan kegiatan ini dilaksanakan di Alor adalah karena Alor memiliki sejarah yang sangat panjang sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Baca juga: Peringati HUT Korpri, Soni Libing Tekankan Enam Hal Pada ASN Kabupaten Alor
“Alor dipilih karena kajiannya sangat panjang. Ada 3 hal yang membuat Alor dipilih yakni antropologi, budaya dan spiritual. Alor ini adalah salah satu tempat penting dalam sejarah, sebagai Mandala paling timur Majapahit tepatnya di Pulau Pura,” jelasnya.
Gus Paox menceritakan secara garis besar bahwa di masa lalu Alor merupakan pusat peradaban dunia.
Dia juga menegaskan bahwa kegiatan daulat budaya ini tidak menganut unsur politik atau tendensi apapun.
“Kenapa Sujiwo Tejo dipilih sebagai koordinator, karena acara ini tidak didesain untuk kepentingan politik tertentu, ini murni. Bahkan tidak ada dana sepeserpun dari pemerintah pusat,” tegas Gus Paox.
Baca juga: Puskesmas Limarahing Alor Terima Penghargaan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten
Menurut Gus Paox, Dr. Ir. Teguh Prasetyo selaku Direktur PT. Indika Energy adalah pihak yang membiayai kegiatan ini tanpa ada tendensi apapun kecuali untuk memajukan budaya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.