Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Panda Nababan: Kalau Jantan dan Satria, Ngomong ‘Sekarang Tak Lagi ke Ganjar’

Panda Nababan menyinggung etika dari keluarga Jokowi yang bernaung di PDIP, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Boby Nasution.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS/REZA ARIEF
Politisi senior sekaligus salah satu pendiri PDI Perjuangan Pandapotan Maruli Asi Nababan atau akrab disapa Panda Nababan (kiri) menerima cinderamata berupa karikatur dari Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu D Ambarita (kanan) seusai mengikuti wawancara khusus di Studio Newsroom Tribun Network, Jakarta, Senin (6/11/2023). Dalam wawancaranya, Panda Nababan heran dengan pernyataan miring soal petugas partai. Menurutnya, petugas partai adalah jabatan paling terhormat. 

Nah sekarang dia beralih, tidak lagi ke Ganjar, beralih ke yang lain. Ya kalau orang-orang yang punya budi pekerti, adat istiadat, tata kerama, ngomong dong.

‘Eh Pratik, panggil dulu Panda, undang dulu. Pram undang dulu Panda’, ya apa kabar Mas sudah lama tidak ketemu. ‘Mas Panda, sekarang saya sudah berubah, aku bukan Ganjar lagi, aku sekarang Prabowo’.

Bayangin itu, tata kramanya seperti itu, toto kromonya.

Sebelumnya, membahas nama Pak Ganjar itu berapa kali pertemuan?

Oo banyak, banyak kali. Lebih (5 kali), karena dalam kurun berapa tahun.

Artinya sudah konfirm kepada Ganjar?

Iya, dia yang mempengaruhi aku supaya Ganjar. Ganjar sendiri tak terpikir.

Bukan Opung Panda yang menyodorkan Ganjar?

Tidak, makannya karena itu Ganjar datang ke rumahku, karena waktu itu sensitif kalau terbuka dengan Ganjar, seperti mendahuli Ibu, mengapakan Ibu, anggota DPR juga ga ada yang mau ketemu dia. Betul-betul dijaga, perasaan ibu di jaga, perasan ini dijaga. Begitu juga aku wanti-wanti ‘aku ngomong berdua sama Mas Jokowi’

Konfirm disitu, lebih dari 10 kali pertemuan dengan Pak Jokowi, memikirkan supaya Ganjar jadi Capres di Istana?

Di Istana lebih dari itu.

Belakangan kan berubah, dan cukup cepat, apa kira-kira yang cepat berubah?

Aku belum dengar dari dia.

Apa kepentingan politik atau investor asing?

Aku nggak mau berteka-teki, kayanya biasa kok kita ketemu. Bagus juga kalau ketemu langsung. Aku menahan diri agar tidak mengambil kesimpulan-kesimpulan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved