Berita Flores Timur
Pedagang Buah di Atas Trotoar Pasar Larantuka Flores Timur, Jualan dengan Andalkan Lampu Cas
Kecamatan Adonara Barat itu mengaku aktivitas pedagang di atas trotoar jalan tidak pernah dicegat petugas.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Malam pembawa berkah untuk belasan perempuan penjual buah-buahan di atas badan trotoar depan Pasar Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Minggu, 6 November 2023.
Jarum jam menunjukan pukul 19.00 Wita. Suasana kota di ujung timur Pulau Flores itu masih seperti biasanya. Gelap gulita layaknya kota mati menemani para perempuan yang duduk lesehan beralaskan karung bekas itu.
Wajah para politisi pada baliho-baliho besar di kompleks pasar seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya tawar menawar politik. Ibu-ibu penjual pisang dan advokat melihat wajah mereka setiap saat.
Ignasia Delvita (28), satu dari belasan penjual pisang tak banyak berkomentar soal pesta demokrasi Pemilu 2024. Meski begitu, ia tetap sadar bahwa pasti ada wajah para kontestan politik untuk meraih simpati pemilih.
Baca juga: Gempa Bumi 6,6 SR yang Terjadi di Kupang Terasa Hingga Flores Timur
"Saya rasa biasa saja, seperti tahun-tahun sebelumnya. Memang sesaat lagi kita mau coblos (Pemilu 2024)," katanya.
Ignasia lebih senang berbagi cerita tentang suka duka berjualan di atas trotoar. Ibu satu anak ini cukup kenal dengan wajah-wajah politisi yang bertebaran di setiap sudut kota berjuluk Reinha Rosari itu.
Ada dua balon lampu emergency berdiri di samping Ignasia. Cahaya lampu warna putih itu selalu dibawa untuk menepis gelapnya wajah kota yang minim penerangan itu.
Satu demi satu buah-buahan segar di atas karung dan kardus bekas dirapikan kembali seusai disambar pembeli. Mereka bertahan selama belasan jam lamanya.
"Jual dari buka pasar jam 06.00 pagi sampai jam 21.00 malam. Selesai jual kami tidur di lapak-lapak yang ada di belakang pasar," ceritanya.
Warga Desa Bukit Seburi, Kecamatan Adonara Barat itu mengaku aktivitas pedagang di atas trotoar jalan tidak pernah dicegat petugas.
Di tempat itu ia bisa raup untung dan membawa pulang uang Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu sehari.
Baca juga: Blanko KTP di Disdukcapil Flores Timur Mampu Layani Warga Jelang Pemilu 2024
"Satu hari bisa lebih dari Rp 100 ribu. Syukur-syukur kalau dapat banyak ketimbang tidak laku. Buah-buahan kami beli langsung dari petani di Adonara," ceritanya.
Lusia Layumasa, rekan ignasia, mengatakan berjualan pisang untuk menopang kebutuhan pangan yang harganya semakin mahal. Besar harapannya kepada pemerintah setempat agar meningkatkan fasilitas penduduk di Pasar Larantuka.
Lusia menceritakan, masih ada pedagang kecil yang merasakan kesenjangan fasilitas karena tidak punya lapak beratap. Mereka terpaksa bertarung dengan terik matahari demi mengais rupiah.
"Ada yang jual di terik matahari, ada di tempat teduh. Baru banyak sampah di sini," ucapnya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.