Berita NTT
Kabar Gembira! Jembatan Kembar Liliba Kupang Mulai Dikerjakan, Pempus Gelontorkan Rp 72 Miliar
Dimulainya proses pembangunan Jembatan Kembar Liliba ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan oleh PPK 1.1 Provinsi NTT dan pengawas teknis
POS-KUPANG.COM - Jembatan Kembar Liliba Kupang mulai dibangun oleh pemerintah pusat (Pempus) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ).
Dimulainya proses pembangunan Jembatan Kembar Liliba ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan oleh PPK 1.1 Provinsi NTT dan pengawas teknis pada Rabu (27/9/2023).
Penandatangan dokumen pembangunan atau kontrak kerja itu berlangsung di Kupang, ibukota Provinsi NTT dengan disaksikan oleh Sekda NTT, Cosmas D. Lana, Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy P. Funay serta Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X NTT, Agustinus Junianto.
Pembangunan jembatan yang terletak di ruas jalan Piet A Talo itu menelan anggaran hingga lebih dari Rp 72 miliar.
Baca juga: Saatnya Pemerintah Bangun Jembatan Kembar Liliba, Simak Kata Tellendmark Daud, Ketua Komisi III
Baca juga: Donatus Ara Kian: Jembatan Liliba Jadi Gerbang
Dilansir dari Antara, Sekda NTT, Cosmas D. Lana menyebut bahwa pembangunan paket jembatan duplikasi Liliba bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas.
Sekda Cosmas optimistis dengan pembangunan jembatan duplikat Liliba maka perkembangan ekonomi, sosial dan budaya di Kota Kupang akan bertumbuh serta membawa dampak yang luar biasa, karena itu dia berharap pekerjaan ini bisa berjalan dengan baik dan benar.
Sementara, pada kesempatan yang sama Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy P. Funay menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR melalui BPJN NTT yang telah memulai pembangunan duplikat jembatan Liliba itu.
“Doa masyarakat Kota Kupang sudah terjawab dengan dimulainya pembangunan duplikat jembatan Liliba yang sudah lama dinantikan,” kata Fahrensy P. Funay.
Dia mengatakan kehadiran duplikat jembatan Liliba dapat mengurai kemacetan arus lalulintas yang sering terjadi pada jam tertentu di daerah jembatan Liliba. Adapun jembatan tersebut dibangun pemerintah pusat pada 30 tahun silam.
Baca juga: Jefri Riwu Kore Ungkap Desain Jembatan Kembar Liliba Kupang Sudah Ada
Pemkot Kupang, kata dia, akan memberikan dukungan penuh agar proses pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu.
Dia menyebut para pimpinan perangkat daerah terkait yang bisa memperlancar proses pekerjaan pembanguna tersebut, antara lain Dinas PUPR untuk koordinasi terkait kesiapan teknis, Dinas Perhubungan untuk mengatur rekayasa lalu lintas, serta Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengamankan lokasi serta menegakkan perda jika masih ada upaya menghambat pekerjaan duplikat jembatan Liliba.
Adapun Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X NTT, Agustinus Junianto mengakui pembangunan duplikat jembatan Liliba merupakan buah perjuangan panjang selama kurang lebih 12 tahun.
Sejak tahun 2012 lalu, kata dia, berkali-kali diusulkan namun ditunda karena berbagai persoalan seperti pembebasan lahan yang belum tuntas, keterbatasan anggaran maupun berkas administrasi yang belum lengkap dan memenuhi syarat.
Namun pihaknya terus berjuang karena ini merupakan kebutuhan masyarakat NTT pada umumnya dan Kota Kupang pada khususnya sehingga bisa direalisasikan dengan terlaksananya penandatanganan kontrak.
Ia mengatakan pembangunan duplikat jembatan Liliba menelan anggaran mencapai Rp 72.413.655.000 dengan sistem multiyears dengan masa pelaksanaan 360 hari kalender hingga September 2024.
Dia berharap pekerjaan ini bisa selesai lebih awal, sehingga pada upacara 17 Agustus 2024, warga Kota Kupang bisa menikmati jembatan baru.
"Dana ini diperoleh dengan susah payah, sehingga para penyedia jasa untuk bekerja dengan baik agar menghasilkan yang terbaik bagi masyarakat," kata Agustinus Junianto.
Dia juga minta dukungan Pemkot Kupang terutama dalam melakukan koordinasi terkait kabel PLN, telepon serta provider internet dan pipa PDAM yang melintas di jembatan Liliba apabila masih ada kendala soal lahan agar segera dituntaskan sehingga proses pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Diusulkan beberapa tahun lalu
Sebelumnya, pada awal 2022 lalu, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X NTT, Agustinus Junianto, ST, MT, mengaku pembangunan jembatan Liliba sudah pernah diusulkan beberapa tahun yang lalu. Bahkan sudah ada pembebasan lahan sejak 2017 lalu.
Dia bersama timnya pun telah mengambil gambar menggunakan drone untuk menggambarkan kemacetan di titik tersebut guna dilaporkan ke Jakarta.
Dalam salah satu pertermuan bersama Wali Kota Kupang saat itu, Jefri Riwu Kore di Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X NTT di wilayah Tanah Merah, Kabupaten Kupang pada Jumat (14/1/2022), Jefri meminta Balai Jalan Nasional Provinsi NTT membantu Pemkot Kupang, untuk memperjuangkan pembangunan Jembatan Kembar Liliba yang sudah sejak lama direncanakan.
Menurutnya beberapa tahun lalu sudah pernah menemui Direktur Jenderal Bina Marga untuk memperjuangkan pembanguna tersebut dan telah mendapat persetujuan, namun dalam perjalanan tidak dilanjutkan akibat realokasi anggaran selama pandemi covid 19 dan prioritas lainnya.
Dia pun berharap upaya ini mendapat dukungan dari Balai Jalan Nasional agar bisa segera dimulai pekerjaannya.
Saat itu Jefri Riwu Kore menyebut bahwa pada Desember 2021 lalu, pihaknya bersama Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR sudah turun langsung meninjau lokasi jembatan Liliba.
Tim juga telah dikirim untuk melakukan survey kondisi dua jembatan di Kota Kupang, yakni jembatan Liliba dan Petuk.
Menurutnya dalam komunikasi dengan rekan-rekannya di Jakarta, pihaknya diminta untuk mengajukan kembali usulan pembangunan tersebut.
Pembangunan Jembatan Kembar Liliba Jadi Kebutuhan
Staf Ahli Gubernur NTT Bidang Infrastruktur, Ir. Andre Koreh,. MT, menyebut bahwa pembanguna jembatan kembar Liliba Kupang sudah menjadi kebutuhan.
Bahkan konsep pembangunan jembatan tersebut sebetulnya telah dibuat sewaktu dirinya masih menjabat sebagai kepala dinas.
"Konsep jembatan kembar Liliba itu sudah ada, desainnya pun sudah ada," katanya Rabu (26/1/2022) lalu.
Ia menyebut, pihaknya telah meminta Pemkot Kupang untuk melakukan pembebasan lahan disekitar lokasi tempat dibangun jembatan kembar itu.
Hanya, kata Andre, alokasi anggaran yang diusulkan waktu itu digunakan untuk membangun jembatan di ruas jalur 40 (ring road) dalam bentuk jembatan yang dikenal dengan nama Jembatan Petuk.
Jembatan Petuk, dibangun dengan harapan agar bisa membantu mengurai masalah kemacetan dalam Kota Kupang, khususnya yang terjadi di jembatan Liliba.
"Dimana orang tidak menggunakan jalur dalam Kota tetapi menggunakan jalur 40 atau keluar menuju ke jalur Penfui dan seterusnya, sehingga tujuan utama itu untuk menguri kemacetan," ujarnya.
Dengan adanya penyempitan di leher ruas jalur jembatan Liliba itu, menurut Andre harusnya jembatan kembar Liliba ini bisa segera dibangun.
Kalaupun dibangun jembatan kembar, Andre mengaku bahwa desain yang disiapkan waktu itu memang berbeda dengan jembatan yang ada.
Namun demikian, jika desain itu tetap digunakan atau tidak, tergantung pada keputusan di Balai Jalan XI yang memiliki kewenangan dalam hal ini.
Andre menerangkan, ruas jalur di jembatan Liliba itu juga merupakan akses utama ke bandara, sehingga dengan kemacetan yang ada juga berpotensi terjadinya kecelakaan lalulintas.
Ia berpendapat, jika pun nanti jembatan itu jadi dibangun agar bisa memperhatikan segala kajiannya, termasuk kalau ada rencana memperlebar ruas jembatan.
"Dengan lalulintas yang ada, kalau mau dilakukan pembangunan atau pembuatan jembatan ini, yang satunya bisa saja lebih besar dan lebar dan yang sekarang pun harus direvisi menjadi lebih besar lagi. Tapi itu harus melewati sebuah kajian," jelas Andre.
Andre kembali menegaskan rencana pembangunan jembatan kembar Liliba itu sudah menjadi kebutuhan mutlak yang harus dilakukan. Namun, Balai Jalan mempunyai kajian teknis analitis yang tentu menemukan desain jembatan cocok untuk mengurai kemacetan dititik ini.
Desain Jembatan Kembar Liliba Kupang
Desain Jembatan Kembar Liliba, termasuk perencanaan pembangunan telah dibuat sejak masa pemerintahan Wali Kota Jefri Riwu Kore pada 2022 lalu.
"Kami berharap ada follow up usulan kami, karena itu kami bersurat lagi ke Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR," kata Jefri, Sabtu (12/2/2022) silam.
Saat itu Jefri berharap agar dalam tahun 2022 atau 2023 rencana pengerjaan jembatan terealisasi.
Terkait koordinasi dengan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT, Jefri mengatakan, saat itu pihak BPJN NTT memberi alternatif jalan, yakni ada arus lalu lintas yang melewati Jalur 40.
"Tapi itu juga tidak memberi hasil signifikan karena kemacetan tetap terjadi di Jalan Piet Tallo persisnya di Jembatan Liliba. Kita tentu ingin ada jembatan kembar sehingga bisa mengurai kemacetan," katanya.
Karena itu, lanjutnya, Pemkot kembali mengusulkan ke pemerintah pusat agar pembangunan jembatan kembar bisa terealisir di tahun ini atau tahun depan.
"Jadi tentu konstruksinya akan dibuat sedemikian agar jangan ada lagi warga yang gunakan jembatan itu untuk mengakhiri hidup," ujarnya. (antara/fan/oby/ian)
Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.