Nagekeo Terkini

Dua Kasus Kematian di Nangaroro Masih Misterius Polisi Didesak Ungkap Motifnya 

Dua kasus kematian di Nangaroro, Kabupaten Nagekeo hingga kini masih misterius, masyarakat mendesak Polisi untuk ungkap motifnya 

|
POS KUPANG/HO.FB RPL FLORIAN
BARANG BUKTI – Barang bukti yang ditemukan di sekitar mayat alm Vian, yang diduga Bundir di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9) pagi. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, MBAY -  Kasus kematian ROR alias Vian, guru SMP Negeri 1 Nangaroro yang ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung di dalam sebuah pondok milik warga di dekat Pantai di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9) pagi masih menyisakan misteri. 

Sebelumnya, pada 27 Juli 2024, juga terjadi kasus kematian di lokasi yang sama dan belum ada titik terang. Saat itu, korbannya adalah Fransiskus Bergias Se, yang ditemukan meninggal di pinggir pantai dekat pondok tersebut. Namun penyebab kematiannya belum terungkap. 

Hingga Sabtu (6/9) malam, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun pihak Puskesmas Nangaroro terkait penyebab kematian Vian. 

Alm  Vian merupakan Ketua OMK di lingkungannya di Kampung Wio, Desa Ngera, Kecamatan Keo Tengah. Ia dikenal sosok yang aktif berorganisasi mulai dari Orang Muda Katolik (OMK) hingga menjadi anggota Koalisi KOPI. 

LOKASI TKP - Penemuan mayat seorang pria tak dikenal di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9) pagi.
LOKASI TKP - Penemuan mayat seorang pria tak dikenal di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9) pagi. (POS KUPANG/HO.FB RPL FLORIAN)

Ketua Tim Pastoral Kepemudaan Kevikepan Mbay, RD. Yanto Songka, dikonfirmasi Pos Kupang, Sabtu (6/9/2025) malam, mendesak Polisi untuk segera mengungkapkan dua kasus kematian misterius tersebut.

"Paginya orang itu dengan saya, kami pergi lihat lokasi untuk buka jalan, setelah itu dia pamit untuk pulang ke kampung ternyata sorenya ditemukan sekelompok nelayan di pinggir pantai, kasus itu entahlah apakah masih terus ditindaklanjuti atau tidak saya tidak tahu. Tapi setelah setahun lebih, kaget ada lagi kematian kami punya rekan OMK ini, kami tahu dia tidak punya musuh dengan siapa-siapa," ungkap RD. Yanto Songka

RD. Yanto Songka mengenal sosok alm Vian yang merupakan sosok anak muda yang baik, tidak protes atau mengeluh saat diminta bantuan atau diberikan tugas.  Vian juga merupakan salah satu pengurus Orang Muda Katolik (OMK) di Kevikepan Mbay. Menurut RD Yanto, ada kejanggalan dalam kasus kematian Vian.

"Dari posisinya itu kita tidak yakin itu bundir. Kita mendesak Polres Nagekeo supaya bisa usut kasus kematian rekan kami ini. Apalagi itu kejadian di pinggir jalan, katanya siang itu dia masih di sekolah kemudian kaget malam tadi ada berita bahwa yang gantung diri adalah saudara kami itu," tegas RD. Yanto Songka. 

Baca juga: Terdakwa Fani Tegaskan Keterangan eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Lukman Penuh Kebohongan

Ketua OMK Paroki Hati Kudus Yesus Maunori, Kris Kase mengungkapkan, pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu menjelang akhir Agustus 2025 lalu, Vian masih berada bersama rekan-rekan OMK di Paroki Maunori guna mempersiapkan kegiatan Mbay Youth Day tingkat Kevikepan Mbay, Keuskupan Agung Ende. 

"Kami sama-sama bekerja untuk mempersiapkan kegiatan Mbay Youth Day karena kami tuan rumah, terakhir kami komunikasi itu di hari Sabtu (30/8) malam. Waktu itu sekitar jam 9 malam kami ke Nuabosi ambil ubi, sama-sama dengan almarhum, paginya kami sama-sama pulang sampai ke paroki. Sampai di paroki, beliau keluar kurang lebih jam 8 malam, pamit untuk kembali ke sekolah karena besoknya hari Senin jadi beliau ijin untuk kembali ke Nangaroro untuk sekolah," jelas Kris Kase

Sejak kepulangan Vian pada malam itu dari Paroki Hati Kudus Yesus Maunori, Kris mengaku, dia hilang kontak dengan Vian. Kris Kase berusaha melakukan kontak ke nomor Hp Vian bahkan bertanya ke beberapa anggota OMK lainnya, namun tidak membuahkan hasil. 

Mereka menduga, Vian tidak mendapatkan ijin dari sekolahnya untuk mengikuti kegiatan pekan OMK tersebut.

"Banyak teman-teman yang mengira Pak Vian tidak dikasih ijin dari sekolah untuk ikut kegiatan ini, jadi saya secara pribadi berpikir kalau memang seperti itu kita tidak terlalu berpikir jauh, nah, setelah itu kemarin itu sekitar jam 5 sore saat kami masih sibuk dengan kegiatan disini, ada teman-teman yang pulang muat babi untuk kegiatan besok, ketemu di TKP sana, mereka lihat ada banyak, hanya waktu itu sudah ada garis polisi jadi mereka hanya lihat motornya, setelah mereka sampai disini dan kami pantau di grup WA kecamatan itu ada foto almarhum tapi mukanya tidak kelihatan jelas," beber Kris Kase

Meski wajah Vian mengenaskan dan sulit dikenali saat ditemukan, namun mereka yakin bahwa itu adalah jenazah Vian, dari jaket yang dikenakannya.  

Baca juga: Ketua LPA NTT Tory Ata : Pernyataan Akhmad Bumi Menyesatkan, Tidak Paham Regulasi

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved