Breaking News

Polusi Udara

Jokowi Serukan Tindakan Pencegahan Polusi Udara di Jakarta Saat Warga Keluhkan Masalah Pernapasan

Sejak Juni, Jakarta secara konsisten mendapat peringkat sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia, menurut seorang pejabat senior lingkungan

Editor: Agustinus Sape
AP/Dita Alangkara via channelnewsasia.com
Kabut menyelimuti kawasan bisnis utama Jakarta, Indonesia pada 11 Agustus 2023. 

“Sektor kesehatan harus memastikan sumber daya medis yang cukup untuk peningkatan tiba-tiba rawat inap selama satu episode,” kata Dr Yim kepada CNA.

Pada saat yang sama, Dr Yim mengatakan pemerintah Indonesia juga harus memberikan saran kesehatan rutin kepada masyarakat, berdasarkan perkembangan dan prediksi kualitas udara terkini.

Menjelaskan masalah polusi di Jakarta, Dr Yim mengatakan bahwa kualitas udara bisa memburuk akibat El Nino dan positifnya Indian Ocean Dipole (IOD), ditambah dengan fenomena yang dikenal sebagai Madden-Julian Oscillation (MJO).

El Nino adalah pola iklim di Samudra Pasifik yang dapat memengaruhi cuaca di seluruh dunia, sedangkan peristiwa IOD positif, yang menekan pembentukan awan di bagian tertentu Samudra Hindia tropis, biasanya membawa kondisi yang lebih kering dan lebih hangat ke banyak bagian Asia Tenggara bagian selatan.

MJO adalah gangguan awan, curah hujan, angin, dan tekanan yang bergerak ke timur yang bergerak melalui tropis global dan kembali ke titik awalnya dalam 30 hingga 60 hari.

“Di bawah pengaruh El Nino dan IOD positif, latar belakang iklim di kawasan ini menjadi lebih kering dan lebih hangat. (Pergeseran MJO) ke fase 1 membuat iklim di Jakarta dan sekitarnya semakin kering,” kata Dr Yim kepada CNA.

“(Ini) menguntungkan untuk akumulasi polutan udara. Dikombinasikan dengan emisi di Jakarta, polusi udara dapat terjadi.”

Dr Puji Lestari, seorang profesor di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan kepada CNA bahwa sementara langkah-langkah yang diusulkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi polusi dapat membantu, menyelesaikan masalah pada akarnya adalah penting.

“Regulasi saat ini mungkin sudah sesuai rencana, tetapi (ada) potensi lebih lanjut (untuk lebih) dilakukan untuk mendapatkan kualitas udara yang lebih baik,” katanya.

Baca juga: Jakarta Kota Paling Tercemar di Dunia, Pemerintah Salahkan Musim Kemarau dan Kendaraan Bermotor

Dia mencatat bahwa langkah-langkah lain juga dapat diambil, seperti beralih dari angkutan pribadi ke angkutan umum serta memberlakukan standar emisi dan pemantauan yang lebih ketat untuk industri listrik.

Sentimen serupa juga diungkapkan Dr Yim dan mengatakan bahwa seperti kota-kota lain, Jakarta harus mengurangi emisinya sebanyak mungkin

“Dari perspektif jangka panjang, misalnya, pemerintah mereka dapat mempertimbangkan untuk menghentikan kendaraan dengan standar emisi Eropa lama dan menggunakan bahan bakar yang lebih bersih untuk pembangkit listrik.

“Dari perspektif jangka pendek, misalnya, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mengontrol waktu operasi kegiatan industri kotor,” kata Dr Yim kepada CNA.

(channelnewsasia.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved