Polusi Udara
Jokowi Serukan Tindakan Pencegahan Polusi Udara di Jakarta Saat Warga Keluhkan Masalah Pernapasan
Sejak Juni, Jakarta secara konsisten mendapat peringkat sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia, menurut seorang pejabat senior lingkungan
Warga Lokal Menderita Infeksi Pernapasan Akut
Warga Jabodetabek yang diwawancarai CNA mengeluhkan gangguan kesehatan akibat polusi udara di wilayah tersebut.
Ibu Nurul, seorang pegawai negeri berusia 29 tahun yang tinggal di Jakarta, mengatakan bahwa dia menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan batuk-batuk selama sebulan.
“Batuknya tidak pernah berhenti,” kata Nurul, menambahkan bahwa alerginya mudah dipicu karena sistem kekebalan tubuhnya menurun.
Menurut Kompas, mengutip Dinas Kesehatan Jakarta, ibu kota Indonesia melihat 100.000 kasus ISPA setiap bulan dari 11 juta penduduk.
Untuk memerangi polusi udara, Ibu Nurul mengatakan bahwa dirinya memakai masker, mengonsumsi makanan sehat, dan juga mengonsumsi tablet vitamin C untuk mengembalikan imunitas tubuh.
Penduduk lain di wilayah Jabodetabek Indonesia juga mendapati dirinya dan putranya menderita ISPA.
Ibu Anggraini Puspita Sari, seorang warga Bekasi berusia 37 tahun, mengatakan kepada CNA, “Minggu malam lalu saya dan putra saya pergi ke dokter. Kata dokter kami sama-sama terkena ISPA. Gejalanya adalah batuk yang sulit sembuh, sakit tenggorokan, lemas dan anak saya juga demam.
“Saya sudah merasakan gejala ini sejak lama. Awalnya seperti flu biasa, sampai akhirnya saya memutuskan untuk berobat karena tenggorokan saya sangat sakit sehingga mengganggu tidur saya, dan suhu tubuh saya juga mulai naik.”
Dia mengamati bahwa beberapa tetangga di dekat rumahnya juga mulai jatuh sakit.
“Bisa karena polusi, bisa juga karena perubahan cuaca yang cepat antara hujan dan panas yang tiba-tiba. Saya pergi ke Jakarta dua minggu lalu, tetapi di dekat rumah saya juga banyak sepeda motor dan mobil,” kata Ibu Sari.
Seorang ahli yang berbicara dengan CNA menyarankan individu untuk merencanakan aktivitas mereka sesuai kondisi, seperti menghindari aktivitas di luar ruangan selama tingkat PM2.5 tinggi terutama bagi mereka yang memiliki kondisi pernapasan kronis.
“Saat keluar, individu harus memakai masker N95 untuk mengurangi paparan partikel di udara.
“Jika individu tinggal di lingkungan dalam ruangan, akan berguna untuk menyalakan pembersih udara dengan filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA - high-efficiency particulate air) dan tingkat pengiriman udara bersih yang tepat,” kata Dr Steve Yim, profesor asosiasi di Nanyang Technological University's (NTU) Asian School of the Environment.
Dia menambahkan, pelayanan kesehatan Indonesia juga harus siap menghadapi peningkatan rawat inap di tengah isu polusi Jakarta.
Jakarta kota paling tercemar
Presiden Joko Widodo
Jokowi
gangguan pernapasan
Polusi udara
Berita Jakarta
Pos Kupang Hari Ini
POS-KUPANG.COM
| Longsor Tutup Jalan Poco Ri'i Manggarai Timur |
|
|---|
| Kode Redeem FF Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025: Ada Skin dan Bundle Spesial Gratis |
|
|---|
| Jembatan Beliko di Adonara Flores Timur Dibangun Menggunakan APBN Senilai Rp 18 Miliar |
|
|---|
| Sosok Angel Apriana Haning, Mahasiswi PNK yang Bercita-cita Jadi Pengusaha Muda |
|
|---|
| Kunci Jawaban PKN Kelas 7 SMP Halaman 72 Kurikulum Merdeka: Asesmen Awal |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.