Berita Kota Kupang

Panggung Keberagaman di HUT ke 7 Rumah Musik Siloam di Kota Kupang

Rumah Musik Siloam merupakan salah satu lembaga seni di NTT dengan mempersiapkan generasi penerus seniman dan musisi di NTT. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Panggung Keberagaman di HUT ke 7 Rumah Musik Siloam di Kota Kupang
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
FASHION SHOW - Perlombaan fashion show yang digelar Rumah Musik Siloam dalam perayaan hari ulang tahun ke 7. Jumat 21 Juli 2023.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke 7, Rumah Musik Siloam memamerkan keberagaman antar umat beragama. 

Keberagaman dipertontonkan dipanggung lewat fashion show hingga konser dan doa. Dua hari HUT ke 7 itu digelar.

Sejak 21-22 Juli 2023, anak-anak yang berada di Rumah Musik Siloam akan menampilkan berbagai karya di pelataran Rumah Jabatan Gubernur NTT, Kota Kupang

Pemilik Yayasan Karya Musik Siloam, Adriana B. Kala menyebut dalam perayaan ini, Rumah Musim Siloam melakukan kunjungan ke panti asuhan, kebaktian rohani dan lomba fashion show busana muslimah dan etnik NTT. Ada juga perlombaan tarian dani dana. 

Baca juga: Nama George Hadjoh Dominasi Usulan Fraksi DPRD jadi Penjabat Wali Kota Kupang 

Pada hari selanjutnya, akan digelar konser dengan menghadirkan sekitar 600 anak sekaligus ujian kompetensi bagi semua anak di Rumah Musik Siloam. 

"Kurang lebih ada 13 jenis, terdiri dari 600 peserta klatus dan partisipan mitra kami kurang lebih ada 200 yang akan mengisi acara besok, sehingga jumlahnya kurang lebih ada 800 peserta untuk konser besok," sebutnya. 

Adriana B. Kala mengatakan, dalam perlombaan itu memang bukan mengejar prestasi. Tetapi, lebih memperat persaudaraan antar sesama dalam Rumah Musik Siloam yang terdiri dari ragam orang-orang dengan berbagai latar belakang agama. 

Ia menegaskan event itu lebih menekankan pada sisi keberagaman. Adriana B. Kala berpandangan, jika ada perayaan kebaktian bagi anak-anak Kristen maka perlu juga ada kegiatan untuk anak-anak muslim. 

"Jadi siang ini ada kegiatan (fashion show) anak-anak muslim, dan malamnya ada doa bersama untuk mendoakan anak-anak masuk dalam ujian dan konser," ujarnya. 

Setidaknya ada 20 anak muslimah dan kategori umum ikut dalam perlombaan kali ini, termaksuk di anak-anak di Rumah Musik Siloam.

Baca juga: Namanya Masuk Daftar Usulan Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh: Bersyukur

Adriana B. Kala mengatakan, Rumah Musik Siloam melakukan pembinaan anak-anak dari usia 3 tahun hingga dewasa. Bahkan pada musik gerejawi pelatihan hingga ke orang dewasa.

Rumah Musik Siloam merupakan salah satu lembaga seni di NTT dengan mempersiapkan generasi penerus seniman dan musisi di NTT. 

Selain itu, dalam perayaan ini juga akan dilakukan launching Rumah Musik Siloam dari lembaga khusus dan pelatihan menjadi yayasan Karya Musik Siloam. Dalam yayasan itu, terbagi Rumah Musik, CAG,  kafe dan kios. 

Rencananya launching itu akan dilakukan oleh gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai pelindung dan penasehat Rumah Musik Siloam. Gubernur Viktor Laiskodat akan melakukan penandatanganan prasasti sekalipun tidak hadir dalam kesempatan itu. 

Adriana B. Kala berharap anak-anak di usia dini harus ditanamkan tentang toleransi. Kehidupan untuk saling mengasihi antar sesama merupakan hal penting. Dari usia dini, anak-anak perlu dipersiapkan tentang karakter, kepercayaan diri dan talenta. 

Rumah Musik Siloam punya tanggungjawab menanamkan semua nilai itu ke generasi di NTT. Adriana B. Kala menegaskan membangun NTT bisa melalui seni. 

Baca juga: Video Viral TikTok, Pecinta Makanan Khas Kota Kupang Mampir ke Daging Sei Babi Bakunase,Harga Ramah

"Sebagai seorang seniman saya mengimbau kepada semua masyarakat NTT bahwa seni sekarang sudah bisa menjadi harapan hidup. Ketika kita menggeluti dan serius, bahkan dari usia dini, kita percaya anak-anak punya masa depan yang baik," kata Aki Kala, sapaan akrabnya. 

Amira, salah seorang peserta mengaku sangat senang mengikuti kegiatan ini. Menurut dia, kegiatan ini perlu dilakukan rutin untuk menambah kepercayaan diri dari peserta. Sebab, beberapa peserta masih gugup ketika tampil. 

Dia berharap ke depan, persiapan maupun agenda serupa bisa kembali digelar. Hal itu juga agar adanya perbaikan busana dan penampilan dalam perlombaan berikut. 

Amira yang mengenakan kombinasi busana Alor dan Sabu tampil estetik. Sayap yang menempel di punggungnya merupakan paduan yang tidak bisa dipisahkan dari busana yang ia kenakan. 

"Supaya dia ada kombinasi dengan rok. Dengan sayap supaya dia masuk, ini pasangannya, dari Alor dan Sabu," katanya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved