Rencana Kodam NTT

Gubernur Viktor Laiskodat Bertemu KASAD Dudung Abdurachman, Angin Segar Kodam NTT?

Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut dirinya melakukan diskusi bersama KASAD Dudung Abdurachman terkait rencana pembentukan Kodam di NTT

Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
IG @viktorbungtilulaiskodat
Gubernur NTT Viktor Laiskodat diskusi bersama KSAD Dudung 

Posisi NTT kian strategis karena NTT telah memberikan kepada dunia internasional Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang potensial, terutama untuk pelayaran kapal-kapal perdagangan internasional ke Australia dan Selandia Baru.

"Maka tentu saja kami mendorong agar ini bisa segera terwujud. Tantangan dan dinamika pertahanan ke depan juga akan sangat dinamis. Kalau selama ini bergantung ke Kodam IX Udayana yang bermarkas di Bali, ke depan NTT sudah bisa punya komando pertahanan sendiri," sambungnya.

Selain itu tokoh muda Indonesia Timur ini menjelaskan, NTT sebagai Provinsi Kepulauan memiliki wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Terlebih lagi NTT memiliki potensi dan kekayaan luar biasa yang harus dijaga.

"Kareka konsep pertahanan kita adalah rakyat semesta maka tentu seluruh potensi harus diberdayakan, ya manusianya, kekayaan alamnya, pariwisatanya. Jangan lupa Pulau Komodo di NTT sudah menjadi destinasi wisata super premium oleh pemerintah pusat. Aspek-aspek ini harus didukung dengan pertahanan yang kuat. Usulan persiapan Kodam NTT ini sebaiknya dipercepat," tegasnya.

Dengan hadirnya Kodam NTT, bukan tidak mungkin akan makin banyak anak-anak NTT yang terpanggil menjadi prajurit TNI.

Apalagi, beberapa waktu lalu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Politeknik Pertahanan Dr. Aloysius Benedictus Mboi, yang bertujuan mencetak SDM di Bidang Pertahanan.

"Artinya pemerintah juga sudah melihat posisi strategis NTT untuk aspek pertahanan. Sebenarnya tidak ada alasan untuk menunda lagi pembentukan Kodam persiapan di NTT ini. Akan sangat baik jika ini akan menjadi Kado Panglima TNI Jenderal Andhika sebelum beliau memasuki masa purna tugas," tandas Albert.


Positif di mata pengamat militer dan keamanan

Sementara itu, meski tidak sepakat dengan wacana pembentukan Kodam di setiap provinsi, namun Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Muradi mendukung direalisasikan pembentukan kodam di NTT.

Menurutunya rencana penambahan Kodam di setiap provinsi aneh dan tidak mendesak.

"Saya sih enggak lihat urgensinya malah. Makanya kemudian itu agak aneh. Kenapa? Karena Kodam ini kan katakan militer. Militer kan mulai mundur sebaran, dia fokus kepada penataan negara dan sebagainya. Pertanyaannya, kalau kemudian dibangun (Kodam) di 37 provinsi itu, urgensinya justru saya belum lihat," " ujar Muradi saat dihubungi, Minggu (12/2/2023).

Menurutnya, penambahan Kodam sebenarnya bisa saja dilakukan. Akan tetapi, pembentukan Kodam itu semestinya dilakukan di wilayah yang memiliki karakteristik ancaman tinggi, contohnya Papua.

Muradi juga mengatakan, penambahan Kodam bisa saja dilakukan, misalnya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) karena berbatasan langsung dengan Timor Leste.

"Itu oke lah, memungkinkan, atau di Kalimantan misalnya yang memang berbatasan langsung dengan wilayah negara lain, atau misalnya di NTT," kata Muradi.

 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved