Berita Lembata
20 Tahun SMK Ile Lewotolok, Dari Dinding Bambu Sampai Teknisi di Perusahaan Penerbangan Nasional
perjalanan jauh ke Larantuka untuk bisa bersekolah di SMA. Keduanya kemudian berpikir untuk membuka satu sekolah lagi di Lembata.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Tak terasa sudah dua dekade SMK Ile Lewotolok melintas zaman di Pulau Lembata. Pada tanggal 23 Juli 2023 nanti, sekolah ini akan merayakan hari lahirnya yang ke-20 tahun.
Kepala SMK Ile Lewotolok Ferdinandus Koda mengenang kembali bagaimana dia memulai sekolah tersebut dari gedung berdinding bambu (keneka) hingga mencetak generasi unggul putra-putri Lembata yang mampu bersaing di dunia kerja.
Pada tahun 1992, saat masih berkuliah, Ferdinandus dan kakaknya Linus Beseng berlibur ke kampung halamannya di Lewotolok, Kecamatan Ile Ape. Ferdinandus menuntut ilmu di Unwira Kupang sebagai calon sarjana ekonomi kala itu dan kakaknya bersekolah di Makassar.
Dua kakak beradik ini melihat banyak anak di kampung yang sudah tamat SMP tidak punya banyak pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Baca juga: Sinyal Internet Jadi Tantangan Pemilu 2024 di Lembata
Pada masa itu, orang harus menempuh perjalanan jauh ke Larantuka untuk bisa bersekolah di SMA. Keduanya kemudian berpikir untuk membuka satu sekolah lagi di Lembata.
“Di Lembata dulu hanya ada sekolah SPG, SMA tapi tidak ada SMK. Kalau ada yang mau sekolah kejuruan maka mereka harus ke Larantuka, makanya kami berinisiatif untuk membuka sekolah kejuruan,” ungkap mantan Ketua DPRD Lembata ini saat ditemui di ruang kerjanya Minggu, 16 Juli 2023.
Niat untuk membuka sekolah sejak tahun 1992 baru mulai terealisasi saat Ferdinandus menyelesaikan studi sarjana ekonominya.
Dia pun kembali ke Lembata membuka CV Ile Lewotolok yang bergerak di bidang konstruksi pada tahun 2000. Dia ingin mencari uang terlebih dahulu sebelum membuka sebuah sekolah seperti yang dimimpikan.
“Kebetulan saya sudah kumpul sedikit uang dan saya panggil abang saya lagi untuk sama-sama kami wujudkan mimpi kami untuk membuka sekolah,” kenang Ferdinandus.
Pada tanggal 23 Juli 2003, karena belum punya gedung sendiri, SMK Ile Lewotolok yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Profesi Ile Lewotolok memulai kegiatan belajar mengajar pertama di SDI Lewoleba 1 atas izin dari bupati Andreas Duli Manuk.
Angkatan pertama berjumlah 78 siswa yang belajar di tiga kejuruan yakni Teknologi Kontruksi dan Properti, Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
Baca juga: Himpunan UMKM Lembata Gelar Expo pada September 2023
“Tiga kejuruan ini masih ada sampai sekarang dan memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.
Pada 2004, yayasan membeli sebidang tanah yang cukup luas di Jalan Lasitarda, Wangatoa Selatan, Kota Lewoleba.
Di atas tanah ini, yayasan kemudian mendirikan sebanyak sembilan ruangan berdinding bambu (keneka); delapan ruangan untuk ruang kelas dan satu ruangan untuk kantor guru. Tercatat, pada Oktober 2006, kegiatan belajar mengajar berpindah dari SDI Lewoleba 1 ke gedung berdinding bambu tersebut di Jalan Lasitarda.
Peserta Didik Baru SMPN 3 Ruteng Watu Benta Mengenali Potensi Diri Melalui MPLS |
![]() |
---|
Guruh Soekarnoputra Diminta Segera Kosongkan Rumah Mewahnya di Kebayoran Baru, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Bank BRI Cabang Larantuka Panen Hadiah Simpedes di Desa Balauring Lembata |
![]() |
---|
Politik Uang Masih Terjadi di Kabupaten Lembata |
![]() |
---|
TJPS Tak Capai Target, Petani di Buyasuri Lembata Gagal Lunasi Utang di Bank |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.