Berita Lembata

Sinyal Internet Jadi Tantangan Pemilu 2024 di Lembata

Sedangkan, kampanye media sosial sulit dikontrol. Bahkan, sekarang sudah mulai terlihat informasi-informasi hoaks. 

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
MEDIA - Media Gathering yang diselenggarakan Bawaslu Lembata di Mario Cafe, Lewoleba, Selasa, 11 Juli 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricardus Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pada tahun 2021, KPU Lembata menemukan lebih dari 50 persen wilayah di Lembata belum dijangkau sinyal internet yang baik. Ini jadi salah satu tantangan yang akan dihadapi pada Pemilu 2024 mendatang. 

Ketua KPU Lembata, Elias Kaluli Making menyebutkan pemilu mendatang merupakan pemilu yang berbasis aplikasi.

Maka, kebutuhan sinyal internet yang baik menjadi suatu keharusan selain kemampuan peserta pemilu memakai aplikasi berbasis digital. 

Elias berujar kebutuhan internet yang berkualitas juga jadi syarat dari rekapitulasi elektronik atau E-Rekap yang akan diberlakukan pada pemilu 2024.

Baca juga: Tiga Kelompok Masyarakat di Lembata Deklarasi Cak Imin Jadi Presiden

KPU Lembata sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk sama sama mengatasi kendala sinyal internet di pelosok-pelosok Lembata

Selain sinyal internet, Elias juga mengungkapkan sejumlah tantangan saat menjadi narasumber dalam Media Gathering yang diselenggarakan Bawaslu Lembata di Mario Cafe, Lewoleba, Selasa, 11 Juli 2023.

Pada pemilu sebelumnya, durasi waktu pengadaan logistik berlangsung selama 150 hari. Sedangkan, pada 2024 nanti, tahapan pengadaan logistik hanya berlangsung 75 hari. 

Tantangan berikutnya adalah soal kampanye langsung dan kampanye media sosial. Pengawasan di kampanye langsung lebih mudah.

Sedangkan, kampanye media sosial sulit dikontrol. Bahkan, sekarang sudah mulai terlihat informasi-informasi hoaks. 

"Bahkan ada informasi yang terkesan membunuh karakter penyelenggara pemilu," kata Elias.

Baca juga: BPBD Lembata Luncurkan Sistem Informasi Bencana Lembata

Eman Krova, peneliti sosial, menyebutkan Pemilu itu suatu proses memanusiakan manusia sebagai makhluk politik (zoon politikon). Oleh sebab itu, pemilu adalah proses demokrasi yang beradab. 

"Pemilu itu kontrak sosial pemilih dan yang dipilih. Pemilu itu harus buat orang menjadi lebih beradab," ujarnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved