Berita Manggarai Barat

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Manggarai Barat Cenderung Meningkat

Sedangkan  kematian bayi didominasi Intrauterina Fetal Death (IUFD) atau kematian dalam kandungan sebelum ada tanda-tanda persalinan.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
LOKAKARYA - Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng saat membuka kegiatan Lokakarya Desiminasi Hasil Mentoring Hospital RSUD Komodo kerja sama USAID Momentum di Aula RSUD Komodo, Kamis 8 Juni 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Berdasarkan data, Angka Kematian Ibu (AKI) di Manggarai Barat pada tahun 2020 sebanyak 7 Kasus, tahun 2021 7 kasus, tahun 2022 sebanyak 8 kasus. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2020 terdapat 52 kasus, tahun 2021 terdapat 67 kasus di tahun 2022 terdapat 67 kasus.

Menyikapi itu, Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng meminta para tenaga kesehatan (Nakes) untuk siap dan sigap dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama keselamatan ibu dan bayi. Ia juga meminta nakes  memberikan pelayanan super premium.

Baca juga: Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak, 4 Kabupaten Daratan Flores Jalin Kerja Sama Sistem Rujukan

"Nakes jangan lagi kerja biasa-biasa saja, harus memberikan pelayanan yang super premium karna ini menyangkut nyawa Ibu dan Bayi. Kabupaten kita ditetapkan sebagai kabupaten Super Premium, jadi pelayanan kesehatan juga harus Super Premium," tegas Yulianus di RSUD Komodo Labuan Bajo, Kamis 8 Juni 2023.

Penurunan angka kematian ibu dan bayi, kata dia, merupakan prioritas pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2022-2024.

Ia menerangkan, selama ini penyebab kematian ibu didominasi oleh kasus pendarahan.

Sedangkan  kematian bayi didominasi Intrauterina Fetal Death (IUFD) atau kematian dalam kandungan sebelum ada tanda-tanda persalinan.

 

"Saat ini dibutuhkan peningkatan peran Rumah Sakit sebagai fasilitas rujukan melalui kegiatan pengampuan atau hospital mentoring yang mencakup pendampingan klinis dan manajemen serta penguatan jejaring rujukan kepada RS dengan kelas di bawahnya dan memfasilitasi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di wilayahnya," jelas Yulianus.

Menurutnya, hospital mentoring sangat penting untuk meningkatkan kemampuan sumber daya kesehatan yang berkualitas dan pada akhirnya dapat menekan laju kematian ibu dan bayi melalui pelayanan yang bermutu. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved