Cuci Piring Demi Predikat Laki-Laki Baru pada Exit Strategi Program I-Will di Desa Niukbaun
Cuci Piring Demi Predikat Laki-Laki Baru (LLB) diungkapkan sejumlah laki-laki saat Exit Strategi Program I-Will di Desa Niukbaun, Kabupaten Kupang
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Cuci Piring Demi Predikat Laki-Laki Baru (LLB) diungkapkan sejumlah laki-laki saat Exit Strategi Program I-Will di Desa Niukbaun, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT.
Sejumlah laki-laki setengah baya dengan bangga menceritakan bagaimana mereka au dan mampu mengerjakan pekerjaan domestik dari menyapu, mengepel, mencuci pakaian saat di rumah bersama istrinya. Hal ini dismapaikan dalam pertemuan workshop Exit Strategi Program I-Will, yang berlangsung di Desa Nekbaun dan Desa Niukbaun pada Selasa (9/5) dan Jumat (12/5).
Kegiatan itu diikuti sejumlah laki-laki dan perempuan dampingan Konsorsium Timor Adil dan Setara (KTAS) Provinsi NTT. Mereka adalah anggota kelompok Tenun adat, Kuliner, Menjahit hingga Paralegel, yang dibentuk oleh KTAS sejak 5 tahun terakhir.
Baca juga: WBP Lapas Wanita Kupang Curhat Dan Menari Bersama Psikolog dan Anggota LBH APIK NTT
Pertemuan di tempat berbeda itu dihadiri Kepala Desa (Kades) Nekbaun Ruben Joziar Zacharias dan Kades Niukbaun Frengki Kaseh serta sejumlah perangkat desa lainnya. Hadir juga Program Manager I Will Oxfam Susi Herawati, Ketua KTAS NTT Ansy Rihi Dara, sejumlah pengurus KTAS yakni PO Ester Day, Manajer Finance Theresia Ratu Nubi, Dany Manu dan lainnya.

Di Desa Nukbaun, peserta dibuat tertawa mendengar sejumlah laki-laki bersaksi tentang perubahaan perilaku mereka menjadi laki-laki baru (LLB), usai didampingi KTAS NTT. Marsius Mau, pensiunan guru mengaku bisa menerjakan pekerjaan domestik bersama istrinya di rumah.
"Saya bangun pagi, saya sapu, bikin kopi sendiri. Hal ini buat hubungan saya dan istri makin harmonis. Kami seperti baru pacaran," aku Mau, dikuti oleh tawa hadirin.
Hal yang sama diakui Arnoldus Separasi, yang mengaku selama menjadi Paralegal LBH APIK NTT, dia disadarkan dan terus mensosialisasikan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Bahkan Desa Niukbaun kini telah mendirikan Posko Paralegal untuk penanganan kasus dimaksud.
Lain lagi pertemaun di Desa Nekbaun. Masyarakta disana terharu dan menangis karena program I-Will akan berakhir. Mereka tak kuasa menahan air mata saat bicara tentang manfaat yang dieproleh dari Program I-Will. Mereka memastikan Program I-Will mampu meningkatkan kualitas sumber daya termasuk karakter dan kepercayaaan dirinya.
"Sekarang kami dapat menghasilkan produk tenunan, holtikultura, anyaman, pembuatan snack. Maaf jika kami pernah sakiti hati bapa mama yang telah memberi motivasi. Dulu saya tidak pernah berdiri bicara di depan, tapi lewat motivasi KTAS NTT, membentuk saya menjadi perempuan yang mandiri dan bisa bicara, memipin banyak orang. Tuhan yang mampu membalas semua kebaikan bapa mama," kata Vitoria Parikas Otemusu.
Mendengar pengakuan itu , mata para peserta yang hadir serta Ketua KTAS NTT Ansy Rihi Dara dan Finance Theresia Ratu Nubi pun berkaca-kaca.
Yakoba Tinenti mengaku dulu dia hanya bisa melihat postingan temannya di FB. Tapi kini dia bisa memposting produk yang dihasilkannya itu di FB.

"Dulu untuk bicara saja, saya tidak bisa. Mau buka mulut kaku. Tapi karena ada KTAS NTT, sekarang saya bisa tampil bicara, memimpin rapat. Termasih kasih KTAS NTT, Oxfam. Kini kami juga dapat dukungan dana juga dari keplaa desa Rp 1 juta untuk mengembagkan peoduk," kata Yakoba.
Rika yang sudah memiliki usaha Rika Jaya mengaku telah memprodksi sejumlah produknya seperti aksesori dan pakaian yang telah tembus pasaran di luar NTT.
"Semoga Tuhan Yesus membalas semua kebaikan bapa mama. Terus lakukan hal seperti ini di tempat lain. Tapi kami masih merindukan pendampingan lanjutan," kata Rika diaminkan warga lainnya.
Pdt Ansi Foeh yang menjadi Paralegal LBH APIK NTT mengatakan, kini dia bisa melakukan sosialisasi tentang anti kekerasan terhadap perempuan dan anak itu kepada jemaatnya di Gereja.
"Dulu mimbar gereja saya sekedar sampaikan Firman Tuhan tapi setelah ada penguatan, pelatihan dari KTAS NTT dan LBH APIK NTT, sekarang saya bisa mebambah materi kotbah saya dengan pengetahuan yang baru untuk jemaat," kata Pdt Anci.
Kasus Prada Lucky Namo, Pesan Terbuka untuk Danrem 161 dan Panglima TNI Dari LBH APIK NTT |
![]() |
---|
Kejati NTT Prihatin, Jamin Tim JPU Siap Perang Buktikan Perbuatan Eks Kapolres Ngada |
![]() |
---|
Kejati NTT Luncurkan Klinik Hukum Gratis untuk Masyarakat |
![]() |
---|
Coreng Institusi Kepolisian, Predator Seksual Anak Briptu MR Tidak Pantas Kenakan Seragam Polisi |
![]() |
---|
Regulasi untuk Mengatur Belis di NTT, Emi Nomleni Sebut Belum Waktunya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.