Opini
Opini Frans X Skera: Makna Pencapresan Ganjar Pranowo
Keputusan Megawati menetapkan Ganjar Pranowo membuktikan bahwa dia pemimpin negarawan yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat banyak.
POS-KUPANG.COM - Setelah penetapan Anies Baswedan sebagai capres oleh Partai Nasdem yang didukung Partai Demokrat dan PKS dengan nama Koalisi Perubahan, serta terjalinnya kerja sama Partai Gerindra dan PKB yang mengajukan Prabowo sebagai capres, masyarakat dibuat penasaran dan terus menebak siapa gerangan yang akan diusung PDIP dan kapan pengumumannya.
Keinginan publik untuk mengetahui semakin kuat karena elektabilitas Ganjar Pranowo selalu lebih tinggi dari pada kedua pesaingnya, tetapi di saat yang sama upaya gencar memasyarakatkan Puan Maharani di seluruh Indonesia juga sangat serius.
Apalagi sementara Pengurus Pusat PDIP secara terang-terangan tidak memihak Ganjar Pranowo dan malah menudingnya kurang berprestasi serta hanya piawai bermedsos.
Namun dengan keputusan Megawati menetapkan Ganjar Pranowo menjadi calon Presiden pada tanggal 21-4-2023, berakhir sudah berbagai spekulasi dan reka tebak publik.
Penetapan calon presiden dari PDIP yang juga dihadiri Presiden Jokowi tidak saja sarat makna tetapi juga merubah peta politik.
Baca juga: PDIP Lirik Figur NU Jadi pendamping Ganjar Pranowo, Nasaruddin: Saya Suka Kerja di Belakang Layar
Berbicara tentang makna pencapresan Ganjar Pranowo, pada dasarnya berbicara tentang apa saja arti keputusan Ketum PDIP Megawati dalam menentukan Ganjar sebagai Capres PDIP 2024.
Sebagai pemimpin partai besar yang lagi berkuasa, keputusan Megawati menunjukkan bagaimana ciri, sifat dan tipe kepemimpinannya.
Demikian juga keputusannya tidak saja berdampak internal tetapi juga eksternal dan sangat memengaruhi derap langkah PDIP dalam memenangkan pemilu dan Ganjar Pranowo.
Berikut empat makna penetapan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden :
Pertama, keputusan Megawati menetapkan Ganjar Pranowo membuktikan bahwa dia pemimpin negarawan yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat banyak dari pada kepentingan pribadi, dan keluarga Proklamator Bung Karno.
Sudah dua kali Megawati menunjukkan bahwa dia rela berkorban dan mengenyampingkan kepentingan diri sendiri. Saat Jokowi dicalonkan periode pertama.
Kalau saja Megawati berambisi dan mau maju sebagai capres pasti bisa karena dia ketum partai dan kewenangan mutlak ada di tangannya.
Baca juga: KH Nasaruddin Umar Digadang-gadang Jadi Cawapres Dampingi Ganjar Pranowo
Namun hal itu tak dilakukannya dan dia memutuskan memilih Jokowi. Kemauan dan kemampuannya mendengarkan aspirasi rakyat dan mengakui ada kader yang lebih pantas dan layak diajukan, patut diapresiasi. Hal yang sama dilakukan saat menetapkan Ganjar Pranowo.
Dengan kewenangan mutlak di tangannya dia bisa saja menetapkan putrinya Puan Maharani, tetapi tak dilakukannya juga. Megawati realistis melihat kenyataan bahwa elektabilitas Puan sulit terdongkrak meski sudah dimasyarakatkan secara luas, masif dan lama.
Mengajukan Puan berati tidak peka dan tanggap terhadap aspirasi banyak orang yang pada gilirannya dapat mendatangkan mudarat bagi partai. Disinilah nampak kematangan dan kebesaran jiwa Megawati sebagai pemimpin partai besar yang telah banyak makan asam garam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/pabrik-semen-kupang-hendak-ditutup-tokoh-ntt-hargai-sejarah-dan-jasa-pendahulu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.