Opini
Opini Frans X Skera: Era Vuca
Singkatnya di era Vuca ini, tantangan yang akan dihadapi bangsa dan negara di masa mendatang, akan semakin kompleks dan sulit diprediksi.
POS-KUPANG.COM - Kata Vuca tak akan ditemukan dalam kamus Bahasa Indonesia, Inggris dan Latin, karena Vuca adalah singkatan dari empat kata benda abstrak Bahasa Inggris yakni volatility artinya perubahan cepat, uncertainty= ketidak pastian, complexity= kerumitan karena terkait hal hal yang saling bertautan (kompleksitas), ambiguity – kebimbangan.
Munculnya empat kata ini berbarengan antara lain karena dampak perkembangan Iptek komunikasi/informasi, perubahan iklim, pandemi dan geopolitik, yang pada gilirannya berpengaruh dan memengaruhi sikap tingkah laku masyarakat, dan kinerja pemerintah serta lembaga-lembaga lain, dewasa ini.
Perubahan begitu cepat, bisa menyebabkan ketidakpastian menghadapi dan memecahkan masalah, karena kerumitan akibat adanya saling terkaitnya satu hal, masalah atau situasi yang dapat menimbulkan kebimbangan dalam bersikap dan bertindak.
Pandemi Covid-19 bisa dijadikan contoh untuk melihat dan menelusuri tautan antara empat kata di atas dan dampaknya pada masyarakat serta pemerintah/pemerintahan.
Begitu cepatnya penularan Covid-19, tidak saja menimbulkan kepanikan akibat banyak orang kehilangan nyawa dan menderita sakit, tetapi juga banyak orang kehilangan pekerjaan dan menambah jumlah angka kemiskinan dan pengangguran.
Baca juga: Opini Frans X Skera: Dari Finlandia dengan Kejujuran
Situasi krisis dan galau ini, menyebabkan masyarakat yang terdampak dan terpapar menghadapi ketidakpastian hidup dan masa depan. Pemerintah yang bertanggung jawab mengatasi pandemi Covid-19 juga dihantui ketidakpastian bukan karena ketidakmampuan, tetapi karena kerumitan situasi yang disebabkan pandemi.
Demi menyelamatkan banyak nyawa dan mengupayakan agar mengurangi kepanikan,pemerintah harus menggalang segala sumber daya untuk melakukan tindakan kuratif dan preventif juga membantu warga berkekurangan serta menggerakkan pihak swasta untuk solider mengatasi pandemi.
Perubahan cepat ,ketidakpastian, kompleksitas dan kebimbangan, juga dapat dilihat tatkala berbicara tentang perubahan iklim. Pemanasan global yang disebabkan oleh penggunaan energi fosil berlebihan dan deforestasi, menyebabkan tak menentunya iklim.
Musim hujan panjang disertai badai, banjir dan tanah longsor yang menimbulkan banyak kerusakan atau musim kering berkepanjangan yang memicu kelaparan dan kekeringan, sudah dialami di berbagai belahan bumi ini.
Vuca juga dapat ditelusuri tatakala berbicara tentang perang Rusia – Ukraina atau pertarungan partai politik menjelang pilpres tahun 2024. Namun sorotan utama berkaitan dengan judul tulisan ini adalah dampak dari perkembangan teknologi informasi.
Tantangan yang dihadapi dewasa ini dan masa mendatang sehubungan dengan perubahan cepat, ketidakpastian dan kompleksitas serta kebimbangan akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi, terbilang berat.
Tak bisa disangkal betapa perkembangan teknologi informasi berdampak besar terhadap kemajuan di berbagai bidang. Namun harus diakui juga bahwa kemajuan teknologi informasi bisa membawa mudarat seperti antara lain menjamurnya hoaks, ujaran kebencian, fitnah dan berbagai penipuan online serta akses ke konten-konten negatif yang berkaitan dengan perilaku seksual bebas.
Baca juga: Opini Prof Dr Alo Liliweri: Akankah Nama WJ Lalamentik Harus Terhapus dalam Memori Kolektif Kita?
Masalah terakhir inilah yang akan dibahas dalam rangka memberikan peringatan dan menggerakan para orangtua, pendidik, tokoh tokoh agama dan pemerintah, untuk bertindak bijaksana dan terukur, serta tidak mengangap remeh masalah ini.
Kemudahan akses ke konten-konten negatif yang berkaitan perilaku seks bebas, tidak saja mengancam kelanggengan ikatan pernikahan yang ditandai dengan maraknya perselingkuhan berujung pada perceraian, tetapi juga merajalelanya perkawinan anak, seperti yang diberitakan harian Kompas,30-1-2023.
Dikatakan bahwa perkawinan anak bagaikan virus yang terus menular pada anak-anak sekolah dan merupakan tantangan besar di Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.