Berita Timor Tengah Selatan

Tanggulangi Anak Tidak Sekolah di Timor Tengah Selatan, Pemprov NTT dan UNICEF Gelar Workshop

Hal ini dikatakan untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam melakukan pemetaan berbasis masyarakat untuk mengidentifikasi Anak Tidak Sekolah

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ADRIANUS DINI
Workshop terkait Program Penanggulangan Anak Tidak Sekolah di Provinsi NTT dengan tema Membangun Kesadaran Keterlibatan Remaja dalam Pembangunan oleh Remaja di Kabupaten Timor Tengah Selatan berlangsung di Aula Hotel Blessing Kota Soe, Selasa, 16 Mei 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE - ChildFund International in Indonesia, CITAMADANI, Unicef dan Bappelitbangda Provinsi NTT bekerjasama dalam Program Penanggulangan Anak Tidak Sekolah ( ATS ) Provinsi NTT yang merupakan bagian dari Kemitraan dengan Kementrian Desa PDTT.

Hal ini dikatakan untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam melakukan pemetaan berbasis masyarakat untuk mengidentifikasi Anak Tidak Sekolah (Out Of School Children) serta merancang tindakan untuk membantu anak tidak sekolah agar kembali ke sekolah.

Workshop terkait Program Penanggulangan Anak Tidak Sekolah di Provinsi NTT dengan tema Membangun Kesadaran Keterlibatan Remaja dalam Pembangunan oleh Remaja di Kabupaten Timor Tengah Selatan ini berlangsung di Aula Hotel Blessing Kota Soe, Selasa, 16 Mei 2023.

Silvester Seno, project koordinator Yayasan Cita Masyarakat Madani Kupang di awal kegiatan ini menjelaskan, proyek ini difokuskan pada identifikasi isu anak tidak sekolah yang dalam kriteria UNICEF antara lain anak yang sama sekali belum bersekolah, anak yang putus sekolah dan anak yang tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Baca juga: Ikatan Keluarga Alor Pantar Kabupaten Timor Tengah Selatan Gelar Halal Bihalal

Silvester menjelaskan, implementasi program ini terjadi di 8 desa target yang ada di kabupaten Kupang dan Kabupaten TTS

"Di TTS tersebar di Desa Pika, Desa Tetaf, Desa Santian dan Desa Baus. Sementara 4 desa lainnya di Kabupaten Kupang," jelasnya.

"Usai dilakukan pendataan ditemukan sebanyak 376 anak tidak sekolah dari 8 desa yang menjadi desa target. Angka ini bukanlah angka yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah desa yang ada di Kabupaten TTS maupun Kabupaten Kupang bahkan di NTT pada umumnya," ungkapnya.

Silvester menyebut usu anak tidak sekolah merupakan isu yang ada di depan mata saat ini.

Untuk menggali informasi terkait isu anak tidak sekolah kata Silvester, oleh pihaknya dilakukan pendampingan bagi anak-anak yang berada di desa target untuk kemudian menemukan akar persoalan.

Baca juga: Pengadilan Agama Soe Sosialisasikan Zona Integritas bagi ASN Pemkab Timor Tengah Selatan

"Isu tersebut sebagaimana yang ditemukan di masing-masing desa, hari ini disampaikan oleh anak-anak di hadapan pemda untuk mendapatkan respon dari kita semua terlebih pemda," ujarnya.

"Hari ini kita membangun gerakan bersama bagaimana agar anak-anak kita kembali ke sekolah, baik di pendidikan formal maupun non formal. Ini hal terpenting dari kegiatan ini," katanya.

Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Pemda TTS yang telah bersama pihaknya berusaha menggali dan mengatasi isu yang ada.

"Anak-anak adalah masa depan daerah dan bangsa. Mereka harus diberi ruang untuk menjadi pemimpin yang luar biasa," imbuhnya.

Selanjutanya, Education Officer Unicef NTT, Robertus Raga Djone menyampaikan, dukungan Unicef melalui ChildFund International in Indonesia dan yayasan CITAMADANI bagi Pemda TTS terkait isu ini telah berjalan dengan baik. 

Baca juga: Bupati Timor Tengah Selatan Epy Tahun Diperiksa di Polda NTT Selama 22 Jam Terkait RSP Boking

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved