Berita Sumba Timur

Begini Prediksi Perkembangan El Nino di Wilayah Sumba

Dikatakan wilayah itu diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/FERDY NAGA
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda Carles Tari menyampaikan soal prediksi perkembangan El Nino di wilayah Sumba 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ferdinand Edo Putra Naga

POS-KUPANG.COM, SUMBA TIMUR- Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda Carles Alexander Tari mengatakan pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan La Nina lemah masih berlangsung dengan indeks yang mendekati ambang batas normal -0,52. 

"Sedangkan pemantauan suhu muka laut di Samudera Hindia menunjukkan kondisi Netral. Dengan hal ini, massa aliran udara dari wilayah Indonesia berbalik mengalir ke Samudera Pasifik. Indeks ENSO pada pemutakhiran sampai dengan  12 Mei 2023 adalah sebesar +0,48 yang menunjukkan ENSO dalam kondisi Netral (tidak signifikan terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia)," jelas Carles saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin 16 Mei 2023.

Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Banjir Rob akan Terjadi di 4 Pulau di NTT

Ia mengatakan kondisi netral akan terus bertahan dari  bulan Mei  hingga bulan Juli 2023. Beberapa Pusat Iklim Dunia memprakirakan kondisi ENSO Netral akan beralih menuju El Nino Lemah pada semester II 2023.

Terkait dengan curah hujan dan hari tanpa hujan Berdasarkan Informasi Iklim dari Stasiun Klimatologi NTT, ia menjelaskan bahwa monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut Dasarian I Mei 2023 di Pulau Sumba pada umumnya mengalami Hri Tanpa Hujan dengan kategori Menengah (11-20 hari).

"Kecuali di wilayah Kabupaten Sumba Timur sekitar Lambanapu mengalami Hari Tanpa Hujan dengan kategori Panjang 21  sampai 30 hari," ujarnya.

Baca juga: Dua Minggu Tidak Dialiri Air, Areal Persawahan di Mauliru Sumba Timur Kering

Ia mengatakan analisis curah hujan dasarian I Mei 2023 pada umumnya wilayah Sumba mengalami curah hujan kategori rendah 0  hingga 50 mm, kecuali di sebagian kecil Kab. Sumba Timur, yaitu Karera, Ngadu Ngala, dan Wula Waijelu mengalami curah hujan kategori menengah 51 hingga 150 mm.

Menurutnya prakiraan Musim Kemarau di wilayah Sumba berdasarkan buletin klimatologi NTT, tentang awal musim kemarau terkhusus Pulau Sumba terbagi menjadi 4 Zona Musim (ZOM), yaitu 466, 467, 468, dan 487. 

Ia mengatakan, adapun pembagiannya, ZOM 466 Sumba Barat Daya dan Sumba Barat bagian Barat, ZOM 467 Sumba Barat bagian Timur, Sumba Tengah bagian Selatan, dan Sumba Timur bagian Tengah, ZOM 468, Sumba Timur bagian Tenggara, ZOM 487 Sumba Tengah bagian Utara dan Sumba Timur bagian Utara.

Baca juga: Jokowi Pastikan Tambak Udang Berbasis Kawasan Ada di Sumba Timur, Lahan Seluas 1.800 Ha

Sementara Itu  Forecaster Senior Yenny Thenu menjelaskan bahwa,  prakiraan awal Musim Kemarau untuk ZOM 466 masuk di Bulan April Dasarian III, maju 3 Dasarian dibandingkan normalnya, dengan Prakiraan Puncak Musim Kemarau pada bulan Juli 2023.

Ia mengatakan, untuk ZOM 467 diperkirakan awal Musim Kemarau di Bulan April Dasarian II, maju 2 Dasarian dibandingkan normalnya dengan puncak Musim Kemarau pada Agustus 2023.

"Untuk ZOM 468 diperkirakan Awal Musim kemarau, di bulan april dasarian I maju 1 Dasarian dibandingkan normalnya dengan puncak Musim Kemarau pada Agustus 2023," jelasnya.

Baca juga: BMKG Sebut NTT Kini Masuki Musim Kemarau

Ia juga menambahkan untuk ZOM 487 diperkirakan awal musim kemarau di bulan april dasarian II maju 3 Dasarian dibandingkan normalnya dengan puncak musim kemarau pada agustus 2023.

Ia menjelaskan bahwa ZOM ini mengalami musim kemarau diprediksikan bersifat di Bawah Normal musim kemarau lebih kering, yaitu curah hujan lebih rendah dari reratanya.

Dalam menghadapi musim kemarau 2023  Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda Carles Alexander Tari Kabupaten Sumba Timur Alexander Tari  mengimbau, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat Musim  Kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved