Berita NTT
Pemprov NTT Launcing Program One Team One Family, Viktor Laiskodat: Ini Kolaborasi Yang Tepat
Iien mengaku, ada 29 indikator yang mengharapkan keluarga menjadi berkualitas dan permasalahan disetiap keluarga sangat berbeda-beda.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Siti Soleha Oang
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dengan Poltekkes Kemenkes Kupang dan beberapa yayasan lain melaunching program peningkatan kualitas keluarga melalui mode One Team One Family.
Kegiatan tersebut diadakan di Aula Poltekkes Kemenkes Kupang, Selasa 18 April 2023.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, bahwa dalam menata kembali NTT dibutuhkan kerja cepat dan cerdas untuk memajukan NTT.
Baca juga: Gubernur NTT Resmikan Penyulingan Air Laut di Wilayah Perbatasan RI - Timor Leste
“NTT kali ini berbeda nanti pada tanggal 5 Mei sampai 13 Mei NTT menjadi tuan rumah sebuah pertemuan besar ASEAN Summit 2023 di utuskan oleh Presiden sebagai Tuan Rumah dan pertama kali dalam sejarah, oleh karena itu kita harus membenahi diri agar tidak di pandang sebelah mata,” kata Viktor Laiskodat.
Menurutnya, NTT termasuk juga profesi-profesi tenaga kesehatan, dan sumber daya masyarakat masih termasuk yang rendah sehingga harus bekerja lebih besar.
“Sehingga saya sangat menyambut baik apa yang telah di sampaikan untuk melakukan program mode One Team One Family dengan berbagai mitra yang bekerja sama,” ujarnya.
Baca juga: Polda NTT Kerahkan 2554 Personel Amankan KTT ASEAN Summit di Labuan Bajo
Sementara itu, Koordinator Panitia Drg. Iien Adriany menyampaikan indeks keluarga di NTT masih nomor 2 terendah sehingga dapat mempengaruhi banyak hal.
“Semua bermula dari keluarga ibaratnya negara paling kecil kalau keluarga tidak berkualiatas dampaknya macam-macam bisa kemiskinan, Stunting , kekerasan,” terangnya.
Iien mengaku, ada 29 indikator yang mengharapkan keluarga menjadi berkualitas dan permasalahan disetiap keluarga sangat berbeda-beda.
“Sehingga kami mengajak berbagai instansi untuk sama-sama bekerja karena kalau bekerja sendiri tidak bisa jadi harus satu team,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Minta Kepala Desa Tes Kualitas Sperma Setelah Konsumsi Daun Kelor
Dalam mekanismenya, lanjutnya, dimulai dengan pendataan oleh mahasiswa untuk mengetahui berbagai permasalahan keluarga.
“Jadi universitas yang terlibat yaitu Unika, Unwira, Muhammadiyah dan Poltekkes Kemenkes Kupang, tetapi yang sudah melakukan adalah Unwira dan Muhammadiyah sekitar 3000 orang yang diedukasi,” sebutnya.
Diharapkan, untuk mahasiswa yang terlibat dapat sekaligus belajar tentang permasalahan yang terjadi dalam keluarga.
“Setelah ditindaklanjuti masalahnya oleh team mahasiswa sekaligus membuat mereka belajar,” pungkasnya. (Cr 18)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.