Semana Santa Larantuka
Semana Santa, Cahaya Emas di Kota Kerajaan Katolik Tertua se-Nusantara
Kepulan asap dupa membumbung ke arah dua patung sakral yang digotong empat Lakademu dan anggota Confreria.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Malam perkabungan di Kota Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores saat perarakan patung Tuan Ma (Bunda Allah) dan Tuan Ana (Yesus Kristus) mengitari jantung kota berjuluk Reinha Rosari, Jumat 7 April 2023.
Puncak devosi sakral Jumat Agung malam dibanjiri ribuan peziarah. Cahaya lilin warna kuning keemasan membias sepanjang jalur prosesi yang radiusnya diperkirakan mencapai tiga kilo meter.
'Turo' atau pagar berbahan bambu dan kayu kukung tertancap di sisi kiri dan kanan. Umat mengantar peti Yesus Kristus diikuti Tuan Ma di belakangnya. Lantunan doa dan nyanyian ratapan pecah di kota Kerajaan Katolik pertama dan tertua seantero Nusantara itu.
Pantauan wartawan di Kelurahan Pohon Sirih, bunyi 'Genda Do' menggaung di telinga ratusan umat yang sedari petang menungu kedatangan Tuan Ana dan Tuan Ma di Armida Pohon Sirih.
Baca juga: Puncak Prosesi Semana Santa, Peziarah Daraskan Doa Rosario Sepanjang Jalur Perarakan Tuan Ma
Di barisan belakang Genda Go, ada sejumlah anak membawa tanamam sorgum dan tebu yang diambil dari kebun. Barisan para bocah juga membawa perangkat sengsara berupa kayu salib dan papan nama bertuliskan 'INRI'.
Sekitar 200 meter sebelum dua patung sakral tiba di Armida Pohon Sirih, tampak dua perempuan lansia berkaos hitam duduk di atas bangku kecil membakar dupa dan menyalakan dua lilin besar.
Kepulan asap dupa membumbung ke arah dua patung sakral yang digotong empat Lakademu dan anggota Confreria.
Keduanya bernama, Maria Ice da Silva (63) dan Theresia Nona Derosari (65), keturunan asli suku da Silva yang bertugas membuat wangian untuk Tuan Ma pembawa rahmat perlindungan.
"Diwariskan sudah dari jaman nenek moyang dulu. Ini tugas bukan sembarang, tugas kami buat wangian setiap mengaji semana hari Sabtu," katanya kepada wartawan sebelum barisan peziarah tiba disana.
Barisan peziarah mengular sepanjang jalur prosesi Jumat Agung. Nyala lilin membias hingga ke sudut-sudut wajah kota yang belum tersentuh penerangan PJU. Jumlahnya diperkirakan belasan ribu atau melampaui peziarah yang mendaftar melalui Panitia Semana Santa 2023.
"Kemungkinan 13 ribu orang, wah gila betul. Mereka berdoa dengan sungguh," kata Mr. Tuukka, warga Negara Finlandia yang sudah dua tahun tinggal di Lembata.
Mr. Tuukka kagum dengan puncak devosi Semana Santa. Pria yang cukup fasih berbahasa Indonesia mengaku belum pernah melihat ritual serupa di belahan bumi manapun.
Baca juga: Semana Santa Larantuka: Mengenal Delapan Armida dalam Prosesi Tuan Ma dan Tuan Ana
"Ini tempat saya (Finlandia) tidak seperti ini. Sudah dua tahun tinggal di Lembata. Wah, bagus sekali," tuturnya.
Diantara ribuan peziarah, ada seorang ibu menggendong bayinya dengan kain sarung motif lamaholot. Tangan kanannya memegang sebatang lilin bernyala sambil mengikuti lantunan doa rosario dipimpin seorang biarawati PRR Lebao.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.