Lonjakan Impor Dongkrak Penerimaan Bea Cukai Atambua, Tumbuh 132 Persen hingga September 2025

Ringkasan Berita:

• Kantor Bea Cukai Atambua catat total penerimaan tumbuh 132,77 persen atau sekitar Rp 3,12 miliar
• Bea masuk mendominasi dengan total Rp 2,96 miliar
• Tren ini menunjukkan aktivitas perdagangan di pintu-pintu perbatasan telah pulih

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) TMP B Atambua mencatat total penerimaan hingga September 2025 mencapai Rp3,12 miliar, tumbuh 132,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (2024,red) sebesar Rp1,34 miliar.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) TMP B Atambua, Bambang Tutuko P, mengatakan pertumbuhan tersebut ditopang oleh meningkatnya aktivitas perdagangan lintas batas antara Indonesia dan Timor Leste, melalui beberapa Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Wini, Motamasin dan Napan.

“Peningkatan penerimaan tahun ini menjadi indikator pemulihan ekonomi juga kinerja ekspor dan impor tumbuh solid, sementara kepatuhan pelaku usaha juga semakin baik,” ujar Bambang dalam konferensi pers di Aula KPPN Atambua, Jumat (31/10/2025).

Ia menjelaskan dari total penerimaan, bea masuk (BM) mendominasi dengan nilai Rp2,96 miliar, melonjak 130,49 persen dari realisasi periode yang sama 2024 sebesar Rp1,28 miliar. 

"Kenaikan ini disertai tambahan penerimaan dari sanksi administrasi kepabeanan sebesar Rp160 juta, sanksi cukai Rp26 juta, serta pengembalian penerimaan Rp29 juta," ujarnya. 

Sementara, penerimaan bulan September 2025 bahkan melonjak 245,66 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (2024, red) dari Rp142 juta menjadi Rp492 juta. 

Menurut Bambang, tren ini menunjukkan aktivitas perdagangan di pintu-pintu perbatasan telah pulih dan semakin teratur secara administrasi.

Baca juga: Realisasi APBN Melalui KPPN Atambua Capai Rp 2,2 Triliun hingga September 2025

Ia membeberkan pertumbuhan penerimaan juga didorong oleh lonjakan aktivitas impor. Nilai impor pada September 2025 tercatat USD 2,55 juta, meningkat 145 persen dibandingkan Agustus (USD 709 ribu), dan tumbuh luar biasa 1.002 persen dibandingkan September 2024 (USD 226 ribu).

"Lonjakan ini dipicu oleh fenomena panic buying dari sejumlah importir menyusul adanya rencana pemberlakuan pembatasan ekspor kemiri oleh Timor Leste dan pembatasan impor komoditas maek oleh otoritas karantina Indonesia. Sejumlah pelaku usaha mempercepat arus masuk barang untuk menghindari potensi gangguan pasokan," bebernya. 

Sementara itu, kata Bambang, kinerja ekspor tetap solid meski sedikit terkoreksi. Nilai ekspor pada September tercatat USD 5,52 juta, turun 5,6 persen dibanding Agustus (USD 5,85 juta), namun tumbuh 23,91 persen secara tahunan dari September 2024 (USD 4,46 juta).

Selain aktivitas ekonomi, Bea Cukai Atambua juga mencatat 142 kasus penindakan periode Januari - September 2025. 

"Dari jumlah tersebut, 39 kasus terkait pelanggaran hasil tembakau atau rokok ilegal tanpa pita cukai atau 78.996 batang rokok, 26 kasus melibatkan makanan dan minuman olahan, serta 20 kasus perdagangan pakaian bekas (8.298 kg)," tuturnya. 

Selain itu, terdapat penindakan atas 7 kasus pembawaan uang tunai lintas batas senilai total USD 68.705, 5 kasus penyelundupan BBM sebanyak 2.486 liter, penindakan kendaraan darat 8 SBP, penindakan pelanggaran pengangkutan 91 liter minuman mengandung etil alkohol (MMEA) serta 30 kasus penindakan terhadap komoditi lainnya (17 SBP hasil boatzoekking yang tidak dilakukan penegakan). 

“Penegakan hukum tetap kami kedepankan. Kami bersinergi dengan TNI dan Polri dalam operasi penindakan untuk memberantas penyelundupan dan pelanggaran-pelanggaran lainnya khusus dibidang kepabeanan dan cukai,” tegas Bambang.