Berita NTT

BKKBN Gandeng TNI AU Canangkan Percepatan Penurunan Stunting Nasional 2023 di Provinsi NTT

Permasalahan stunting berada di keluarga yang memiliki anak banyak dengan berada pada kantong-kantong kemiskinan dan yang tinggal di pedesaan

Penulis: Ray Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Suasana pencanangan pencegahan stunting nasional tahun 2023 TNI AU dan BKKBN di Aula El Tari, Kota Kupang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN secara langsung menggandeng TNI AU dan Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT ) mencanangkan Pencegahan penurunan stunting secara nasional di Kota Kupang, NTT.

Acara Pencanangan Pencegahan Stunting Nasional tahun 2023 itu bertempat di Aula El Tari Kupang, dihadiri langsung oleh Kepala BKKBN, Dr. dr. Hasto Wardoyo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. Hadir juga, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, Wagub NTT, Josef A. Nae Soi, Ketua DPRD NTT, Emy Nomleni dan unsur Forkopimda NTT.

Dalam sambutannya, Kepala BKKBN Pusat, Dr. dr. Hasto Wardoyo menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI AU dan Pemprov NTT karena mendukung dan sudah bekerja sama dengan BKKBN untuk berkolaborasi menurunkan angka stunting di NTT.

Baca juga: Kapolsek Wulanggitang Jadi Orang Tua Asuh Anak Stunting

Menurut Dr. dr Hasto, permasalahan stunting berada di keluarga yang memiliki anak banyak dengan berada pada kantong-kantong kemiskinan dan yang tinggal di pedesaan serta berpendidikan rendah.

BKKBN pusat juga mendukung langkah Pemda NTT untuk menekankan KB kepada keluarga atau warga masyarakat yang miskin.

Melanjutkan pesan dan arahan Presiden RI, dr. Hasto meminta agar pembangunan SDM itu berawal dari keluarga, sehingga berhasil melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas.

Ia menegaskan bahwa anak yang mengalami stunting pasti mengalami pertumbuhan tidak stabil, salah satunya bentuk fisik yang pendek. Namun ditegaskan orang yang pendek belum tentu stunting.

Baca juga: Polres TTU Canangkan Program Gerakan Orangtua Asuh Bagi Anak Stunting

"Stunting pasti pendek dan pendek belum tentu stunting. Orang yang alami stunting juga pasti pendek, intelektual berat/ IQ rendah dan sebelum memasuki masa tua akan sering sakit-sakitan," ujarnya.

Ia mengakui jika IQ manusia di Indonesia belum dapat dibandingkan dengan negara-negara maju. Namun menurut dia Indonesia memiliki potensi yang besar, tapi harus diubah pola berpikir manusianya.

"Marilah semuanya kita bangkit dengan perbaiki IQ dengan produk lokal kita," ujarnya.

Ia mengatakan berdasarkan data di tahun 2021 lalu, angka kelahiran 130 ribu. 

Baca juga: Gelar Pelatihan TPK, Kadis PPKB Kota Kupang Ajak Fasilitator Berkolaborasi Turunkan Angka Stunting

Angka kelahiran di NTT ini kan diketahui Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan para bupati/walikota dan datanya setahun bayi yang lahir 130 ribu. "Kalau skenario bayi yang lahir 130 ribu dan yang stunting 20 persen maka anak stunting 26 ribu dan ini yang harus dicegah agar tidak lahir bayi stunting," jelas dr. Hasto dalam acara tersebut.

Sebagai Kepala BKKBN Indonesia, ia memberi penguatan kepada gubernur, para bupati/walikota di NTT supaya berhitung bersama-sama siapa yang hamil dan siapa yang mau hamil supaya melakukan treatment, dimana pada situasi tersebut  adanya kolaboratif antara pemerintah, BKKBN dan TNI.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved