Berita Flores Timur

Video Call dari Batam, Perantau Asal Flores Timur Menangis Desanya Sudah Merdeka Signal

mengucapkan terima kasih karena mereka sudah bisa berkomunikasi dengan sanak saudara di tempat perantauan

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
PENJABAT - Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi saat berdiskusi dengan Andreas Koten, warga Desa Latonliwo II yang saat ini merantau di Batam, Sabtu 18 Maret 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Momen haru mewarnai acara launching tower BTS di Desa Latonliwo II dan Aransina, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur yang puluhan tahun lamanya menanti signal masuk kampung.

Seorang perantau bernama Andreas Koten tak kuasa membendung haru saat berinteraksi dengan Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi melalui video call whatsapp. Agus yang merupakan putra asli Latonliwo II menteteskan air mata disaksilan sanak keluarga di tanah kelahirannya.

Di balik layar infokus, Adreas menceritakan masa remajanya selalu kesulitan mendapat informasi. Infrastruktur jalan masih jauh dari kata layak membuat warga kesulitan menjual hasil komoditi dan menghantar pasien gawat darurat.

Baca juga: Stok Beras dan Minyak Goreng di Flores Timur Kosong, Bulog Larantuka Ajukan Permohonan

"Dulu kami pakai jalan kaki ke Larantuka, pergi pagi-pagi dan sampenya sore. Terima kasih banyak pak Penjabat Bupati sudah atasi kerinduan warga Latonliwo II yang selama ini tanpa signal," ucapnya sambil mengusap air mata dengan tangan kosong.

Kepala Desa Latonliwo II, Agustinus Tahi Lebunga, memaparkan topografis desa yang berada di sisi utara dengan jumlah penduduk sebanyak 402 jiwa.

Menurut dia, indeks pendapatan per kapita Rp 27.390 per hari atau masuk dalam kategori masyarakat kurang mampu. Salah satu kendala, jelasnya, adalah infrastruktur jalan yang belum memadai.

Meski demikian, sang kepala desa usia muda itu tak lupa mengucapkan terima kasih karena mereka sudah bisa berkomunikasi dengan sanak saudara di tempat perantauan, juga mencari referensi lewat internet.

"Pendapatan per kapita masih di bawah standar. Kami berharap agar Pemda Flores Timur memperhatikan realitas di desa ini, apa lagi Infrastruktur merupakan urat nadi dari perekonomian, dan infrastruktur merupakan lokomotif," katanya.

Baca juga: Semana Santa Larantuka, Sejarah Prosesi Jumat Agung di Kota Reinha Flores Timur

Menganggapi hal itu, Penjabat Bupati Doris Rihi menyebut peningkatan infrastruktur merupakan tanggungjawab pemerintah, namun realisasinya butuh proses yang diibaratkan seperti pertumbuhan manusia atau tidak langsung jadi.

Ia mengatakan, upaya peningkatan jalan di sejumlah wilayah sudah diusulkan sejak tahun lalu. Doris meminta Kepala Dinas PUPR terus bekerja keras agar usulan ke Pemerintah Pusat segera terealisasi.

"Kondisi jalan tentu menjadi tanggung jawab pemerintah hingga beraspal. Proses usul sudah dari tahun lalu, Kadis PU sudah rancang dan usul. Kita membangun berbagai jaringan, ada pemanfaatan dari APBD Flotim, APBD Provinsi, dan APBN," katanya.

Selain jalan dan peningkatan jaringan internet, Doris juga sedang memperjuangkan jaringan listrik masuk desa terpencil, salah satunya Dusun Wulukolo yang saat ini mengandalkan pelita.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved