Berita Flores Timur

Saat Rapper Finlandia Ajarkan Bahasa Inggris di Desa Horowura Adonara Flores Timur

Andri mengajak Bule petualang tersebut untuk belajar dan bermain bersama anak-anak di Adonara, Kabupaten Flores Timur.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
FOTO BERSAMA - Foto bersama anak-anak. Mereka makin gembira karena kehadiran Mister Tuukka, seorang rapper asal negara Finlandia. Tuukka merupakan relawan Taman Daun yang setiap hari mengajarkan Bahasa Inggris untuk anak-anak di Lembata. 

Pendiri Pustaka Bambu, Andri Atagoran, mengisahkan, rencana untuk mendirikan taman baca di kampung halamannya sudah ada sejak tahun 2016. Dengan uang tabungannya sendiri, perlahan dia dan anak-anak muda pun membangun fondasi di atas sepetak tanah tak jauh dari rumahnya.

Jurnalis TVRI yang menamatkan sarjana di Jakarta ini membawa pulang sekitar seribu eksemplar buku dari ibu kota untuk anak-anak. Karena belum punya taman baca, buku-buku itu disimpan sementara di kantor desa.

Selain merasakan pentingnya pelajaran Bahasa Inggris di masa depan, Andri punya keprihatinan tersendiri akan kehidupan anak-anak kecil di kampung halamannya.

“Anak-anak sebenarnya punya minat baca yang besar tetapi mereka tidak punya buku seperti yang bisa didapat dengan mudah oleh anak-anak di kota besar,” ungkapnya.

Masalah lainnya, kata dia, anak-anak di kampung tidak punya waktu belajar dan bermain yang cukup selain di sekolah formal. Biasanya, selepas pulang sekolah, anak-anak membantu orangtuanya di kebun hingga sore hari. Karena sudah lelah bekerja, mereka tak bisa lagi belajar pada malam hari.

“Sebagai sebuah model pembelajaran alternatif, Pustaka Bambu hadir untuk memutus mata rantai persoalan pendidikan ini,” tandasnya.

Baca juga: Cari Udang di Pantai Angker, Nelayan Asal Flores Timur Belum Ditemukan

Ternyata animo anak-anak untuk bermain dan belajar di Pustaka Bambu cukup tinggi. Sepulang sekolah, tanpa disuruh pun anak-anak SD dan SMP mendatangi tempat itu, membaca buku-buku yang sudah disusun rapi di rak. Mereka baru pulang pada sore hari.

Andri juga kembali mengenang mendiang ayahnya yang meninggal pada 2020. Bagi dia, sosok sang ayah merupakan pemberi api semangat supaya sebuah taman baca bisa ada di Epubele.  Pustaka Bambu sendiri merupakan cara dia menjaga api semangat dari ayahnya yang tidak boleh padam.

“Andri, kalau mau bangun pondok untuk baca, bangun di sini saja,” begitu pesan ayahnya dulu.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved