Berita Flores Timur

Saat Rapper Finlandia Ajarkan Bahasa Inggris di Desa Horowura Adonara Flores Timur

Andri mengajak Bule petualang tersebut untuk belajar dan bermain bersama anak-anak di Adonara, Kabupaten Flores Timur.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
FOTO BERSAMA - Foto bersama anak-anak. Mereka makin gembira karena kehadiran Mister Tuukka, seorang rapper asal negara Finlandia. Tuukka merupakan relawan Taman Daun yang setiap hari mengajarkan Bahasa Inggris untuk anak-anak di Lembata. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Mimpi Andri Atagoran untuk mendirikan sebuah taman baca di kampung halamannya terwujud sudah.

Sebuah taman baca yang dia namakan Pustaka Bambu berdiri di antara pemukiman warga di puncak Epubele, desa Horowura, Kecamatan Adonara Tengah.

Matanya berkaca-kaca ketika puluhan anak di kampung halamannya itu dengan ceria memenuhi pelataran Pustaka Bambu, bermain dan membaca buku di sana, Sabtu, 11 Maret 2023.

Baca juga: Tim SAR Gabungan Cari Nara Kelen, Nelayan Flores Timur yang Hilang Saat Melaut

Anak-anak makin gembira karena kehadiran Mister Tuukka, seorang rapper asal negara Finlandia. Tuukka merupakan relawan Taman Daun yang setiap hari mengajarkan Bahasa Inggris untuk anak-anak di Lembata.

Andri mengajak Bule petualang tersebut untuk belajar dan bermain bersama anak-anak di Adonara, Kabupaten Flores Timur.

Dengan gembira, Mister Tuukka langsung berbaur dengan anak-anak di Pustaka Bambu Epubele. Didampingi guru Bahasa Inggris lokal, Mister Tuukka memandu permainan-permainan seru untuk mengenalkan sejumlah kosakata dalam Bahasa Inggris.

Anak-anak begitu antusias bermain dan belajar Bahasa Inggris langsung dari seorang Bule. Keseruan ini berlangsung hingga matahari terbenam.

“Besok pagi, setelah gereja, kita lanjut belajar lagi dengan Mister Tuukka ya,” pesan Andri kepada anak-anak.

Mister Tuukka turut senang berada di Taman Baca Pustaka Bambu. Apalagi letaknya di atas bukit, udaranya sejuk dan pemandangannya sungguh cantik. Dari sana, samar-samar terlihat pulau Solor dan Lembata di kejauhan. Seringkali, kabut putih turun di antara pohon-pohon kelapa, menyelimuti kampung hingga malam hari.

Seperti di negara Finlandia yang terkenal karena punya kualitas pendidikan nomor satu di dunia, Mister Tuukka lebih menekankan pentingnya interaksi dengan anak-anak di Pustaka Bambu, mengetahui apa yang mereka inginkan dan membantu mereka belajar.

Baca juga: Petani Flores Timur Kecewa Harga Kopra Anjlok, Beras dan BBM Justru Mahal

“Saya kira, di Indonesia, guru berada di kelas untuk mengajarkan pelajaran kepada para siswa. Di Finlandia, guru ada di kelas untuk membantu siswa belajar. Ini dua hal yang berbeda,” kata Tuukka saat berbincang bersama Tribun Flores. Itulah kenapa dia menekankan pentingnya interaksi antara guru dan siswa.

Lebih jauh, Mister Tuukka melihat anak-anak di Indonesia akan ditertawai oleh teman-teman sekelas jika berbuat salah. Di negaranya, akan disangka aneh kalau ada siswa yang menertawai temannya berbuat salah.

Di Indonesia, anak-anak takut berbuat salah di dalam kelas. Di Finlandia, membuat kesalahan itu bagian penting dari belajar.

Mimpi Untuk Anak Epubele

Pendiri Pustaka Bambu, Andri Atagoran, mengisahkan, rencana untuk mendirikan taman baca di kampung halamannya sudah ada sejak tahun 2016. Dengan uang tabungannya sendiri, perlahan dia dan anak-anak muda pun membangun fondasi di atas sepetak tanah tak jauh dari rumahnya.

Jurnalis TVRI yang menamatkan sarjana di Jakarta ini membawa pulang sekitar seribu eksemplar buku dari ibu kota untuk anak-anak. Karena belum punya taman baca, buku-buku itu disimpan sementara di kantor desa.

Selain merasakan pentingnya pelajaran Bahasa Inggris di masa depan, Andri punya keprihatinan tersendiri akan kehidupan anak-anak kecil di kampung halamannya.

“Anak-anak sebenarnya punya minat baca yang besar tetapi mereka tidak punya buku seperti yang bisa didapat dengan mudah oleh anak-anak di kota besar,” ungkapnya.

Masalah lainnya, kata dia, anak-anak di kampung tidak punya waktu belajar dan bermain yang cukup selain di sekolah formal. Biasanya, selepas pulang sekolah, anak-anak membantu orangtuanya di kebun hingga sore hari. Karena sudah lelah bekerja, mereka tak bisa lagi belajar pada malam hari.

“Sebagai sebuah model pembelajaran alternatif, Pustaka Bambu hadir untuk memutus mata rantai persoalan pendidikan ini,” tandasnya.

Baca juga: Cari Udang di Pantai Angker, Nelayan Asal Flores Timur Belum Ditemukan

Ternyata animo anak-anak untuk bermain dan belajar di Pustaka Bambu cukup tinggi. Sepulang sekolah, tanpa disuruh pun anak-anak SD dan SMP mendatangi tempat itu, membaca buku-buku yang sudah disusun rapi di rak. Mereka baru pulang pada sore hari.

Andri juga kembali mengenang mendiang ayahnya yang meninggal pada 2020. Bagi dia, sosok sang ayah merupakan pemberi api semangat supaya sebuah taman baca bisa ada di Epubele.  Pustaka Bambu sendiri merupakan cara dia menjaga api semangat dari ayahnya yang tidak boleh padam.

“Andri, kalau mau bangun pondok untuk baca, bangun di sini saja,” begitu pesan ayahnya dulu.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved