Semana Santa Larantuka

Semana Santa Larantuka, Rangkaian Perayaan Pekan Suci di Kota Reinha Flores Timur NTT

Yang membuat unik perayaan Semana Santa Larantuka karena ada tambahan-tambahan atau mungkin lebih tepat disebut lebih mendetail

Editor: Agustinus Sape
Dok POS-KUPANG.COM
Inilah penampakan salah satu titik rute prosesi Jumat Agung di Larantuka. Para petugas sudah memasang lilin di kiri-kanan rute yang akan dilewati para peziarah. 

POS-KUPANG.COM - Perayaan Pekan Suci atau Semana Santa Larantuka berlangsung dalam rangkaian kalender liturgi perayaan Pekan Suci Gereja Katolik universal.

Yang membuat unik perayaan Semana Santa Larantuka karena ada tambahan-tambahan atau mungkin lebih tepat disebut lebih mendetail dari perayaan Pekan Suci pada umumnya.

Lagi pula suasana sakralnya sangat terasa karena petugas dan peziarah harus benar-benar patuh pada tata cara dan aturan yang sudah berlaku di sana. Jadi orang tidak bisa seenaknya. Ada semacam ketakutan rohani ketika mengikuti perayaan Semana Santa Larantuka.

Ritual Semana Santa atau orang Larantuka menyebutnya Hari Bae  dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka, Flores Timur.

Kata semana santa berasal dari bahasa Portugis. Semana yang berarti pekan atau minggu dan santa yang berarti suci.

Secara keseluruhan, semana santa berarti pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, Rabu Pengkhianatan/Rabu Trewa, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga perayaan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.

Pada saat perayaan ini berlangsung, warga Kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur selalu antusias menyambut perayaan ditemukannya patung Tuan Ma (Bunda Maria).

Para peziarah dari sejumlah penjuru tanah air berdatangan ke kota Bunda Maria itu. Mereka ingin menyaksikan perayaan besar tersebut sekaligus ingin mendapatkan mukjizat. Bahkan ada di antara peziarah yang justru sedang menderita sakit, misalnya sakit strok dan sakit cacat atau sakit berat lainnya.

Peziarah yang sakit seperti itu kebanyakan didampingi oleh anggota keluarganya agar dapat mencium Tuan Ma.

Para peziarah yang datang dari daratan Flores, Timor, Sumba, dan Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur kebanyakan merupakan generasi muda.

Baca juga: Semana Santa Larantuka, Sejarah Prosesi Jumat Agung di Kota Reinha Flores Timur

Mengutip Wikipedia.org, orang Flores yang sudah tua dan tinggal di perantauan biasanya menyuruh anak mereka untuk mengikuti ziarah tersebut.

Salah satu dari peziarah bernama Manecas da Costa menjelaskan bahwa sepulangnya dari Larantuka, perwakilan keluarga biasanya akan membawa air berkat hasil cucian patung Tuan Ma dan Tuan Ana yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit dan mengusir setan.

Selain mengenakan pakaian berwarna hitam, biasanya peziarah juga membawa doa rosario dan gambar-gambar kudus untuk disimpan di sekitar patung Tuan Ma dan Tuan Ana.

Gambar-gambar itu diyakini akan diberkati oleh Tuan Ma untuk keselamatan seluruh keluarga.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved