Semana Santa Larantuka

Keturunan ke-22 Raja Larantuka Berkisah Tentang Prosesi Semana Santa

Cikal bakal singkat dan otoritas dinasti atau garis keturunan raja terhadap devosi Semana Santa diceritakan Don Andreas Martinus Diaz Viera de Godinho

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Dinasti atau garis ketutunan Raja Larantuka ke-22, Don Andreas Martinus DVG ditemui wartawan di rumahnya di Kelurahan Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Jumat 10 Maret 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Ketenaran kota Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, tak terlepas dari jejak historis Kerajaan Katolik dengan tradisi Semana Santa yang usianya lima abad.

Kota kerajaan di ujung timur Pulau Flores, tepatnya berada di bawah kemegahan Gunung Ile Mandiri terkesan indah saat dipandang dengan mata telanjang dari Pulau Adonara atau Solor.

Diakui sebagai kota Kerajaan Katolik pertama dan terbesar seantero Nusantara, Larantuka menyimpan kisah tentang seorang putera bernama, Padu Ile Pook Wolo, Raja Larantuka pertama.

Cikal bakal singkat dan otoritas dinasti atau garis keturunan raja terhadap devosi Semana Santa diceritakan Don Andreas Martinus Diaz Viera de Godinho, dinasti ke-22 di ruang tamu rumahnya, Sabtu 11 Maret 2023.

Ruangan tamu dihiasi sejumlah atribut rohani katolik dan bingkai foto bersama tokoh-tokoh penting, paling menonjol gambar dirinya saat bersalaman dengan Presiden Jokowi tahun 2018.

Don DVG bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan Larantuka sebagai kota kerajaan katolik terbesar di Indonesia. Ia meyakini nilai-nilai kekatolikan dan kerajaan  tetap langgeng berkat bantuan Tuan Deo (Tuhan) serta Bunda Maria.

Baca juga: BREAKING NEWS: Tiga Tahun Absen, Prosesi Semana Santa Larantuka Kembali Digelar

"Saya ke Pak Jokowi bahwa yang Kerajaan Katolik terbesar adalah di Kerajaan Larantuka. Sampai sekarang kerajaan tetap eksis dan berdiri untuk mempertahankan iman umat Katolik," ungkapnya.

Raja 75 tahun ini menerangkan, Kerajaan Larantuka yang didirikan dinasti pertama sejak awal abad ke-14 bukan campur tangan bangsa penjajah yang datang mencari rempah-rempah.

"Kerajaan Larantuka tidak diangkat oleh Belanda atau siapapun, dia sudah ada sebelum mereka masuk kesini," katanya, Jumat 10 Maret 2023.

Penyebaran agama katolik, kata Don DVG, berawal ketika penjajah Portugis pertama kali menjejakan kaki di Flores Timur, bersamaan dengan sejumlah Padri atau misionaris Dominikan.

Kedatangan misionaris pada abad ke-16 disambut sang Raja Larantuka. Sejak saat itu, raja punya peranan penting yang diakui sebagai pemegang kendali iman umat dibantu para anggota konferia dalam ibadat rohani, termasuk devosi Semana Santa yang melegenda hingga saat ini.

"Raja Larantuka pada saat itu secara otoritas mewajibkan seluruh umat harus berdoa Rosario setiap hari pukul 18.00 Wita," katanya.

Baca juga: Pemkab Flores Timur Gelar Rakor Perayaan Semana Santa Larantuka 2023

Sebagai orang nomor satu Kerajaan Larantuka, Don DVG bertugas memimpin 12 suku semana dan bertanggung jawab dalam menjalankan devosi prosesi Jumat Agung, mengenang kisah sengsara Yesus Kristus.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved