Berita Flores Timur
Sekolah Relokasi Bencana di Pelosok Flores Timur Minim Buku dan Tak Punya Perpustakaan
Buku-bukunya masih terbatas membuat siswa sulit menimbah ilmu dalam buku yang diibaratkan sebagai jendela dunia.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Hawa sejuk menggelitik tubuh puluhan siswa SD Inpres Lewokoli yang asyik membaca buku referensi agama katolik di atas meja dan bangku kayu yang mulai usang.
Satu per satu lembaran kertas warna putih dan hijau berganti halaman. Mereka tampak menikmati setiap kata yang termaktub dalam buku hasil bantuan Komunitas dan Taman Baca Mawar Merona beberapa hari lalu.
Jejak histroris sekolah di Desa Aransina, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur ini tak terlepas dari amukan bencana 1992.
Baca juga: Baru Dikerjakan, Proyek Jalan di Titehena Flores Timur Senilai Rp 9 Miliar Sudah Rusak
Puing-puing bangunan masih menari dalam ingatan Karolus Dagang, pengajar senior yang kini menjabat Kepala Sekolah SD Inpres Lewokoli.
Setahun setelah bencana, sekolah yang didirkan pada tahun 1983 direlokasi ke pemukiman baru berjarak sekira 600 meter dari kampung lama. Bangunannya masih layak kendati sejumlah plafon sudah bolong.
"Sekolah ini kami pindahkan pada tahun 1993. Di lokasi lama topografinya tidak bagus, karena berada di antara bukit yang rawan longsor," kata Karolus saat diwawancara, Kamis 3 Maret 2023.
Karolus memandu wartawan berkeliling, melihat setiap sudut ruangan sekolah berbentuk huruf L itu. Halaman sekolah tanpa semenisasi dipenuhi lumpur setinggi lima centi meter. Warga sekolah diwajibkan menanggalkan alas kaki agar lantai tak dilumuri tanah cokelat.
"Saya menyuruh anak-anak agar masuk kelas harus buka sepatu, karena lantainya kotor. Kasihan nanti mereka kerja harus pel berulang kali," tuturnya.
Baca juga: Tak Didukung Infrastruktur, Warga Tiga Desa di Flores Timur Gotong Sepeda Motor Melintasi Banjir
Karolus sudah lima tahun menjabat kepala sekolah. Sebelum di SD Inpres Lewokoli, pria berambut uban ini pernah memimpin SD Inpres Latonliwo dan SD Inpres Tone di Desa Patisirawalang yang hingga kini belum merdeka infrastruktur.
Selama 40 tahun, sekolah relokasi bencana berjarak sekira 45 kilo meter dari jantung Kota Larantuka belum didukung perpustakaan. Buku-bukunya masih terbatas membuat siswa sulit menimbah ilmu dalam buku yang diibaratkan sebagai jendela dunia.
Menurutnya, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Flores Timur sudah berjanji akan membangun perpustakaan setelah mendengar keluhan yang disampaikan sang kepala sekolah.
"Mereka sudah datang kesini untuk ukur lokasinya. Kami semua berharap agar tahun 2023 ini sudah bangun perpustakaan," harapnya.
Ia menuturkan, siswa dipersiapkan buku bacaan di lemari yang ditempatkan dalam setiap ruangan kelas. Jumlah buku masih terbatas mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Baca juga: Dukung Kader Golkar Jadi Bupati Flores Timur, Melchias Mekeng Sebut Nama Nani Betan
"Pengetahuan anak sangat kurang karena kondisi buku dan perpustakaan belum memadai. Waktu pertemuan, kita sepakat programkan literasi numerasi. Sebenarnya sudah laksanakan, tapi karena kesulian buku sehingga prosesnya terhambat," katanya.
Berita Flores Timur
Flores Timur
Perpustakaan
buku
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
SD Inpres Lewokoli
Yayasan Permata Bunda Pulangkan Tiga Perempuan Flores Timur yang Ingin ke Malaysia Tanpa Dokumen |
![]() |
---|
Aktivis Perempuan dan Founder Taman Baca Salurkan Buku Bagi Siswa Pelosok Flores Timur |
![]() |
---|
Semana Santa Larantuka Kembali Digelar, Pemkab Flores Timur Akomodasi Penginapan |
![]() |
---|
Unika Atma Jaya Beri Beasiswa Mahasiswa Flores Timur, Uskup Larantuka Beri Apresiasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.