Berita Rote Ndao

Genjot Ekonomi Pokmas Proyek ATSEA-2, Pemkab Rote Ndao dan Bank NTT Kick Off MoU serta PKS

Adapun komitmen ini dilatarbelakangi oleh kekayaan sumber daya laut di Rote Ndao yang tidak lepas dari ancaman degradasi.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO- HUMAS PEMKAB ROTE NDAO
FOTO BERSAMA - Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, Wakil Bupati, Stefanus M Saek, Field Facilitator ATSEA-2 Rote Ndao, Mikael Leuape, Project Assistant ATSEA-2 Lestari Handayani, Kepala Bank NTT KC Rote Ndao, Sender Dewa Lele, Kadis Koperindag-UMKM Rote Ndao, Johni Manafe foto bersama usai acara MoU dan PKS di ruang TBUPP Kantor Bupati Rote Ndao. Kamis, 23 Februari 2023. 

Empat Pokmas itu, sebut dia, kelompok Dale Esa di Desa Daiama dengan jenis usaha wedang dan sirup mangrove, kelompok Ina Landu di Desa Landu Tie dengan jenis usaha rumput laut siap saji, kelompok Tasi Bo’a  di Desa Bo’a yang khas dengan produk massage oil-nya, dan kelompok Ita Esa di Desa Oeseli yang telah memproduksi dan memasarkan sabun mandi dari hasil laut dan mangrove dengan nama Minano.

"Semoga peresmian kerja sama ini menjadi awal baik menuju masyarakat di sekitar wilayah perairan Rote Ndao, agar dapat lebih adaptif dan tangguh dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang mungkin terjadi kedepannya," harap Sender.

Baca juga: Lanal Pulau Rote Monitoring Manfaat TNP Laut Sawu Bersama BKKPN Kupang Wilker Rote

Sementara itu, Field Facilitator untuk Proyek ATSEA-2 di Rote Ndao, Mikael Leuape menjelaskan, langkah positif telah dilakukan bersama antara Pemkab Rote Ndao, berkerja sama dengan UNDP Indonesia melalui proyek ATSEA-2. 

Lebih lanjut kata dia, salah satu yang dilakukan adalah memfasilitasi peningkatan kapasitas adaptasi dan ketahanan kehidupan masyarakat yaitu mengikutsertakan perempuan dan kaum difabel dalam mengolah hasil laut sebagai makanan alternatif.

Selain untuk konsumsi rumah tangga, menurut Mikael, hasil laut juga dipasarkan demi membantu ketahanan kehidupan keluarga. Selain itu, peningkatan pengetahuan masyarakat desa terkait adaptasi perubahan iklim melalui pengetahuan dan peningkatan keterampilan untuk ketangguhan, juga difasilitasi melalui upaya ini.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Proyek ATSEA-2 mendukung peningkatan kapasitas, meningkatkan keterampilan perempuan dan komunitas difabel melalui pelatihan praktik pengolahan hasil laut," ujar dia.

Mikael berharap, adanya kesinambungan dan mendapatkan pendampingan yang intensif, sehingga kelompok-kelompok kerja lebih percaya diri dan berdaya guna, agar tetap tangguh dalam menghadapi dampak dari tumpahan minyak dan perubahan iklim di wilayah Rote Ndao.

Sebagai informasi, Proyek ATSEA-2 merupakan fase kedua dari Program ATSEA yang didanai oleh Global Environment Facility (GEF) dan didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP).

Proyek ini berjalan selama lima tahun (2019-2024) dan didukung oleh pendanaan GEF sebesar US$9,7 juta dengan komitmen pendanaan bersama dari mitra negara (dan berbagai mitra lainnya) sebesar US$60,2 juta. 

Proyek regional ini melibatkan Pemerintah Indonesia, Timor-Leste, dan Papua Nugini, dengan dukungan dari Pemerintah Australia.

Program ATSEA dirancang untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi di wilayah Laut Arafura dan Timor (ATS), dengan mandat untuk mendukung implementasi Strategic Action Program (SAP) ATS yang telah disetujui periode 2014-2024 dan mengejar tujuan dan visi jangka panjangnya yaitu untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan di wilayah Laut Arafura-Timor guna meningkatkan kualitas hidup penduduknya melalui restorasi, konservasi, dan pengelolaan ekosistem pesisir-laut berkelanjutan. (Rio)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved