Berita Flores Timur
Tak Dapat Jatah Beras, Warga Flores Timur Duga Operasi Pasar Murah Dimonopoli
harga beras di Pasar Boru tembus 15 kilo gram membuat warga di daerah pelosok Wulanggitang yang belum tersentuh jaringan internet
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Operasi pasar murah yang menjual beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Perum Bulog Larantuka mendapat banyak sorotan warga di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores.
Pasalnya, 6 ton beras dalam operasi pasar tahap satu di Kantor Camat Tanjung Bunga dan Wulangitang beberapa hari lalu dinilai menuai ketimpangan. Banyak warga kurang mampu mengeluh karena tidak mendapat jatah beras murah.
Sekretaris Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Darius Letor Tukan, mengatakan sebagian besar warga dibuat kesal sudah mengantri berjam-jam namun pulang tanpa membawa beras medium berkualitas.
Baca juga: Dinkes Flores Timur Pastikan Semua Puskesmas Miliki Antropometri KIT dan USG
Ia mengaku sudah menginformasikan menggunakan pengeras suara satu hari sebelum operasi, namun keterbatasan stok beras untuk 600 KK membuat warganya menduga adanya praktek monopoli yang hanya mementingkan warga sekitar kantor camat.
"Mereka tidak dapat kupon saat antri. Batasannya 10 Kilo gram dan yang mereka pahami, sepertinya monopoli masyarakat desa-desa terdekat karena mereka bisa dapat menggunakan 2 atau 3 KTP berbeda sehingga kami di desa yang jauh tidak kebagian," katanya via sambungan telepon, Kamis 23 Februari 2023.
Menurutnya, warga Waibao harus merogoh kocek membayar transportasi sebesar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu menuju kantor camat yang jaraknya diperkirakan belasan kilo meter.
"Masyarakat keluarkan uang transport ojek tapi pulang kosong. Kalau ikut oto ongkosnya Rp 15 ribu per penumpang, sedangkan ojek Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu," katanya
Ketua BPD Ojan Detun, Kecamatan Wulanggitang, Abdon Julius mengatakan pihaknya tidak mendapat informasi dari pihak kecamatan soal operasi pasar murah.
Baca juga: Dinkes Flores Timur Pastikan Semua Puskesmas Miliki Antropometri KIT dan USG
Ia menuturkan, harga beras di Pasar Boru tembus 15 kilo gram membuat warga di daerah pelosok Wulanggitang yang belum tersentuh jaringan internet sulit memenuhi kebutuhan ekonomi.
"Pihak kecamatan ini koordinasi dengan desa-desa juga tidak jalan. Kita pulang ke desa lihat masyarakat menyesal karena tidak dapat apa-apa," katanya via sambungan telepon, Rabu 22 Februari 2023.
Julius berharap agar operasi pasar di tahap berikutnya melibatkan warga yang belum mendapat jatah sehingga pendistribusian beras murah dapat dinikmati secara adil.
"Nanti warga lain tidak kebagian. Operasi berikutnya musti ingat warga yang lain juga," katanya.
Sementara Camat Tanjung Bunga, Dionisius Aliandu saat hendak dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan soal dugaan warga yang menyebut monopoli pelayanan.
Wartawan kemudian menghubungi Camat Wulanggitang, Fredy Moat Aeng. Menurutnya, informasi operasi pasar murah dari pihak kabupaten cukup mendadak sehingga tidak sempat menyebar ke banyak desa.
"Informasi memang mendadak sekali. Kami sudah sampaikan ke desa-desa, jadi ada beberapa kepala desa yang umumkan pakai toa, tapi ada desa yang sama sekali blank (susah jaringan)," katanya saat dikonfirmasi.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.