Berita Flores Timur
Peternak Babi di Flores Timur Diminta Tak Kawinkan Ternak Antar Dua Ras Sedarah
Mereka disuguhkan tiga materi tentang gambaran umum, manajemen pembibitan, dan manajemen kesehatan ternak.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur mengadakan kegiatan penguatan kapasitan bagi calon penangkar bibit babi di Aula Setda Flores Timur, Rabu 22 Februari 2023.
Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) itu dihadiri puluhan peternak. Mereka disuguhkan tiga materi tentang gambaran umum, manajemen pembibitan, dan manajemen kesehatan ternak.
Sekreraris Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur, drh. Simon Nani, membuka wawasan peternak soal pentingnya melihat bibit babi yang berkualitas. Menurutnya, hasil kawin antar dua ras sedarah atau Inbreeding akan mengurangi kualitas keturunan ternak.
"Dalam Inbreeding itu, anak ternak tidak boleh kawin dengan induknya, atau bapak dengan anaknya. Selama ini mungkin kita selalu lakukan, tapi perkawinan sedarah atau inbreeding ini harus dihindari," imbaunya kepada peserta pelatihan.
Baca juga: Antri Beras Murah, Warga Flores Timur Serbu Kantor Camat Wulanggitang
Dokter hewan asal Pulau Sumba ini menerangkan, metode pengembangbiakan Inbreeding bisa membuat pertumbuhan ternak kerdil bahkan mati. Ia berharap pelaku usaha memperhatikan bibit ternak unggulan di luar hubungan sedarah.
Selanjutnya, manajemen kandang atau tempat tinggal ternak selalu diperhatikan karena sangat mempengaruhi produksi ternak tersebut. Salah satunya konstruksi bangunan dan tempat makan atau minum bagi induk bunting dan partus.
"Perhatikan atap, lantai, instalasi limbah, tempat makan dan jenis kandang sesuai kegunaan," ucapnya.
Baca juga: Papan Nama di Lahan eks Kantor PU Larantuka Dicabut, Kuasa Hukum Pemkab Flores Timur Buka Suara
Simon berharap agar peternak terus menerapkan biosecurity untuk melindungi ternak dari serangan penyakit, termasuk antisipasi virus ASF yang hingga kini belum ditemukan obat.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur, Sebas Sina Kleden, mengaku virus demam babi mulai terdeteksi beberapa hari setelah bantuan ternak babi dari Pemerintah Pusat masuk Flores Timur akhir tahun 2022 lalu.
Dari 50 ekor bantuan yang disebutnya sudah melalui tes PCR, tujuh ekor diantaranya mati mendakak. Pihaknya mengirim dua sampel darah ke Laboratorium Penguji Veteriner Bali dan hasilnya positif.
Untuk mengatasi penyebaran virus secara massal, pihaknya akan membentuk tim pemantau yang tersebar di lima pintu masuk Flores Timur baik di perbatasan daratan maupun pelabuban laut.
"Kita akan pantau di wilayah Boru, pelabuhan-pelabuhan laut, di Adabang, Pulau Solor, dan Adonara," katanya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.