Berita Sikka
Awal Tahun 2023, Ada Delapan Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Sikka
Berdasarkan catatan Unit PPA Polres Sikka, sudah ada delapan kasus kekerasan seksual terhadap anak dan banyak terjadi di wilayah hukum Polsek Bola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Sikka meningkat di awal tahun 2023.
Berdasarkan catatan Unit PPA Polres Sikka, sudah ada delapan kasus kekerasan seksual terhadap anak dan lebih banyak terjadi di wilayah hukum Polsek Bola.
"Kasus pencabulan anak di Maumere cukup tinggi, di bulan Januari saja sudah sekitar delapan kasus dan 2022 itu juga cukup banyak, hampir 40an kasus," ujar Kapolres Sikka AKBP Nelson Filipe Diaz Quintas.
Dirinya juga menyebutkan, semua kasus kekerasan seksual terhadap anak akan diproses hingga tuntas.
Baca juga: Kekerasan Seksual Harus Jadi Perhatian Utama Pemerintah
Sementara Kepala DP2KBP3A Sikka Bernadina Sada Nenu kepada TribunFlores.Com membenarkan adanya peningkatan kasus kekerasan terhadap anak termasuk kekerasan seksual.
"Pemerintah menyikapi ini dengan melakukan penguatan di tingkat keluarga kepada pasangan keluarga, pengawasan terhadap anak-anak di rumah, peran orang tua itu sangat penting karena keseharian paling banyak anak itu berada di dalam rumah bersama orang tua dan orang rumahnya, berikut, sekian banyak jam ada di sekolah dan sedikit ada di lingkungan tergantung kegiatan anak-anak," jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka ini, Senin, 13 Februari 2023.
Selain melakukan sosialisasi, kata Bernadina Sada Nenu, Pemerintah Kabupaten Sikka sudah memiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak yang berperan untuk mendampingi para korban kekerasan terutama kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Lebih lanjut Bernadina Sada Nenu membenarkan kekerasan seksual terhadap anak justru dilakukan oleh orang-orang terdekat korban.
"Kekerasan seksual terhadap anak itu paling banyak oleh orang-orang dalam rumah jadi ranah domestik yang paling banyak dan faktor yang paling dominan adalah perilaku orang tua atau orang di dalam rumah atau orang yang lebih tua tidak punya etika lagi, amoral, ini kembali ke fungsi keluarga, agama dan fungsi kasih sayang itu dilaksanakan dengan benar atau tidak," tandas Bernadina. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
kekerasan seksual
Sikka
Polsek Bola
Kapolres Sikka AKBP Nelson Filipe Diaz Quintas
Kepala DP2KBP3A Sikka Bernadina Sada Nenu
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
Kapolres Sikka Imbau Warga Jaga Kamtibmas Jelang Malam Tahun Baru 2025 |
![]() |
---|
Longsor Tutup Ruas di Desa Hokor Sikka NTT, Begini Reaksi Warga |
![]() |
---|
Mobil Pikap Terjebak Banjir di Napunseda Sikka |
![]() |
---|
Kado Natal dari Forum Pemuda Maumere Kota Batam untuk Pengungsi Lewotobi |
![]() |
---|
Festival Watukrus 2024, Merawat Identitas Religius dan Mendorong Pariwisata Desa di Sikka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.