Berita NTT
Pekerja Kreatif Akan Berdampak Pada Pertumbuhan Ekonomi NTT Jika Ada Trickle Down Effect
ekonomi kreatif masyarakat kita saat ini masih menjadi suatu hal yang baru dan belum terbiasa dengan pola ini
Di media sosial begitu banyak yang menjual atau mempromosikan pariwisata NTT dengan berbagai macam konten.
Sebetulnya ini merupakan cara para Content Creator memperkenalkan diri kepada khalayak atau biasa disebut dengan personal branding.
Hari ini personal branding sangat penting. Karena tanpa mem-branding diri, tidak akan dikenal banyak orang. Oleh karena itu hal ini membutuhkan proses. Semakin mengekspos keberadaan mereka, pada saatnya akan kebanjiran tawaran jika menurutnya dalam konteks marketing.
Segala sesuatu menurutnya membutuhkan waktu. Agar branding terkenal, para Content Creator lebih banyak mengekspos dirinya.
Baca juga: Pemprov NTT Dukung Tekad Presiden Terkait Upaya Hilirisasi Kekayaan Laut
Agar ekonomi kreatif ini bisa berjalan dengan baik antara pekerja kreatif dan pemerintah, hal paling penting dilakukan adalah kolaborasi.
Sebagai contoh, Pemerintah Kota Kupang bekerjasama dengan 33 media massa terdiri dari 30 media online dan 3 media cetak. Dengan maksud, supaya pekerja media juga hidup dan mempunyai kewajiban untuk mengekspos pemberitaan agar masyarakat di luar Kupang bisa baca.
Jika saja kantor-kantor pemerintah melakukan hal yang sama, misalnya Dinas Pariwisata Kota Kupang dan Provinsi NTT melakukan kerjasama dengan beberapa grup Content Creator yang ada di NTT dan Dinas lain melakukan hal yang sama.
Hal ini dalam ekonomi dinamakan Trickle Down Effect yaitu efek menetas ke bawah yang menjelaskan tentang kebijakan ekonomi yang berfokus pada pemilik modal, lalu dengan sendirinya menetes ke bawah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata.
Hanya saja menurutnya, cara berpikir Kepala Dinas dan Birokrat di NTT berbeda dengan pihak swasta. Karena pemerintah pakai uang negara yang penggunaan harus hati-hati sedangkan pihak swasta memakai uang sendiri. Tetapi hal ini sebetulnya tidak menjadi penghalang, yang terpenting dikerjakan sesuai regulasi yang ada.
Oleh karena itu, Ia menyarankan pemerintah agar jangan memakai kacamata kuda agar bisa memakai semua kesempatan yang ada. Karena ini juga bisa menghidupkan para Content Creator.
Sederhananya, jika terdapat 1000 pekerja content creator group di NTT dan tidak ada satupun yang dipakai atau berkolaborasi dengan pemerintah maka akan ditutup atau bubar dan fokus ke bisnis lain.
Ia juga menilai bahwa ada satu kelemahan para content creator di NTT kadang bekerja setengah-setengah berbeda dengan content creator di tempat lain sehingga ketika ditawar, produk mereka konsumen beli dan konsumen.
Kemudian para content creator disarankan untuk totalitas dalam mengekspos kreativitas yang ada. Supaya menyadarkan masyarakat bahwa conten creator NTT juga memiliki kualitas yang baik tanpa harus mendatangkan content creator dari luar.
Ia tidak menampik, jika kadang personaliti juga mempengaruhi orang lain akan berpikir untuk invest uang banyak dalam membuat content atau berkarya lainnya.(dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita NTT
James Adam
Pertumbuhan Ekonomi NTT
Trickle Down Effect
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
NTT
Data IRSMS Polda NTT Ungkap Selama Tahun 2022, 403 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas |
![]() |
---|
Ketua PWNU NTT Sebut Puncak Harlah NU Dipenuhi Lautan Manusia |
![]() |
---|
Tumbuh 3,05 Persen Tahun 2022, ASEAN Summit Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pariwisata NTT |
![]() |
---|
Kemenkumham NTT Raih Penghargaan Penyusunan Analisis Kebijakan Terbaik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.