Berita Sumba Barat

Wujudkan Pendidikan yang  Berkualitas, Save the Children Indonesia Inisiasi Rumah Belajar Humba

isu pendidikan usia dini dan pendidikan dasar, kompetensi tenaga pendidik menjadi salah satu bagian penting yang menentukan kualitas pendidikan.

Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/DOKUMEN SAVE THE CHILDREN   
BERI ARAHAN - Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade memberi arahan saat beraudensi dengan manajemen Save the Children di ruang kerjanya, Kamis, 2 Februari 2023. 

POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK -  Save the Children menginisiasi Program Sponsorship di Sumba Tengah dan Sumba Barat sejak tahun 2014 hingga tahun 2024.

Misi program ini adalah untuk memenuhi hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan serta memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk bertahan hidup, belajar dan dilindungi.

Karena itu, Save the Children menginisiasi Rumah Belajar Humba untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Baca juga: Komisi C DPRD Sumba Barat Daya Minta Pemerintah Perhatikan Kualitas Pengerjaan Proyek

Program ini bertujuan untuk menjangkau 100.000 anak dan komunitas terkait anak dengan durasi program selama 10 tahun.

Program ini hadir untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan anak-anak di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Tengah.

Ada lima  program utama, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Kesehatan dan Nutrisi di Sekolah serta Pengembangan Remaja.

Sementara Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade saat menerima manajemen Save the Children, di ruang kerjanya, Kamis,2 Februari 2023, mengatakan,  isu pendidikan usia dini dan pendidikan dasar, kompetensi tenaga pendidik menjadi salah satu bagian penting yang menentukan kualitas pendidikan.

Di Indonesia bagian timur, khususnya di Kabupaten Sumba Barat, kompetensi tenaga pendidik yang masih belum memenuhi standar menjadi keprihatinan utama.

Baca juga: Hilarius Tewas Tenggelam Terbawa Arus Sungai Wanukaka Sumba Barat

Dibanding dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),  skor uji kompetensi guru (UKG) rata-rata 69,12 (profesional: 71,74; pedagogik: 61,99), Kabupaten Sumba Barat memiliki skor UKG rata-rata cukup rendah, yakni 47,52 (profesional: 48,05; pedagogik: 46,29)  (Neraca Pendidikan Indonesia, UKG).

 Pada semua jenjang, katanya,  mayoritas guru di Sumba Barat berstatus non PNS, lebih dari 80 persen guru PAUD (Pendidikan Anak Usaha Dini) memiliki pendidikan di bawah D4/S1, dan banyak dari mereka berstatus relawan.

 Selain itu, hampir semua guru tidak tersetifikasi di semua jenjang (Neraca Pendidikan Sumba Barat, 2021).
 Bupati  Yohanis Dade mengatakan,

“Saya melihat bagaimana dampak Save the Children kepada anak-anak. Harapannya ada komitmen bersama sehingga saat Save the Children selesai dari Sumba, kami masih dapat meneruskan program-program yang sangat bermanfaat bagi anak-anak. Saya ingin di hari pertama pembukaan rumah belajar ini, langsung ada kegiatan pelatihan untuk guru sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Semoga ini bisa menjadi contoh wadah belajar bagi bidang-bidang lainnya.”

Berbasis Lokal

Field Manager- Save the Children Indonesia, David Wala,  menjelaskan, Save the Children  menginisiasi Rumah Belajar Humba sebagai wadah belajar bersama berbasis lokal, inklusif dan hibrid.

Tujuannya untuk  untuk membangun dan mengembangkan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam mencapai pendidikan dasar yang berkualitas di Sumba.

Baca juga: Cegah Nama Warga Meninggal Muncul di DPT, Kadis Dukcapil Sumba Barat: Lapor Bila Ada Kematian 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved