Berita Sumba Barat
Wujudkan Pendidikan yang Berkualitas, Save the Children Indonesia Inisiasi Rumah Belajar Humba
isu pendidikan usia dini dan pendidikan dasar, kompetensi tenaga pendidik menjadi salah satu bagian penting yang menentukan kualitas pendidikan.
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Save the Children menginisiasi Program Sponsorship di Sumba Tengah dan Sumba Barat sejak tahun 2014 hingga tahun 2024.
Misi program ini adalah untuk memenuhi hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan serta memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk bertahan hidup, belajar dan dilindungi.
Karena itu, Save the Children menginisiasi Rumah Belajar Humba untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
Baca juga: Komisi C DPRD Sumba Barat Daya Minta Pemerintah Perhatikan Kualitas Pengerjaan Proyek
Program ini bertujuan untuk menjangkau 100.000 anak dan komunitas terkait anak dengan durasi program selama 10 tahun.
Program ini hadir untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan anak-anak di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Tengah.
Ada lima program utama, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Kesehatan dan Nutrisi di Sekolah serta Pengembangan Remaja.
Sementara Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade saat menerima manajemen Save the Children, di ruang kerjanya, Kamis,2 Februari 2023, mengatakan, isu pendidikan usia dini dan pendidikan dasar, kompetensi tenaga pendidik menjadi salah satu bagian penting yang menentukan kualitas pendidikan.
Di Indonesia bagian timur, khususnya di Kabupaten Sumba Barat, kompetensi tenaga pendidik yang masih belum memenuhi standar menjadi keprihatinan utama.
Baca juga: Hilarius Tewas Tenggelam Terbawa Arus Sungai Wanukaka Sumba Barat
Dibanding dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), skor uji kompetensi guru (UKG) rata-rata 69,12 (profesional: 71,74; pedagogik: 61,99), Kabupaten Sumba Barat memiliki skor UKG rata-rata cukup rendah, yakni 47,52 (profesional: 48,05; pedagogik: 46,29) (Neraca Pendidikan Indonesia, UKG).
Pada semua jenjang, katanya, mayoritas guru di Sumba Barat berstatus non PNS, lebih dari 80 persen guru PAUD (Pendidikan Anak Usaha Dini) memiliki pendidikan di bawah D4/S1, dan banyak dari mereka berstatus relawan.
Selain itu, hampir semua guru tidak tersetifikasi di semua jenjang (Neraca Pendidikan Sumba Barat, 2021).
Bupati Yohanis Dade mengatakan,
“Saya melihat bagaimana dampak Save the Children kepada anak-anak. Harapannya ada komitmen bersama sehingga saat Save the Children selesai dari Sumba, kami masih dapat meneruskan program-program yang sangat bermanfaat bagi anak-anak. Saya ingin di hari pertama pembukaan rumah belajar ini, langsung ada kegiatan pelatihan untuk guru sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Semoga ini bisa menjadi contoh wadah belajar bagi bidang-bidang lainnya.”
Berbasis Lokal
Field Manager- Save the Children Indonesia, David Wala, menjelaskan, Save the Children menginisiasi Rumah Belajar Humba sebagai wadah belajar bersama berbasis lokal, inklusif dan hibrid.
Tujuannya untuk untuk membangun dan mengembangkan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam mencapai pendidikan dasar yang berkualitas di Sumba.
Baca juga: Cegah Nama Warga Meninggal Muncul di DPT, Kadis Dukcapil Sumba Barat: Lapor Bila Ada Kematian
Berita Sumba Barat
Save the Children Indonesia
Rumah Belajar Humba
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
Sumba Barat
Lobu Ori
Bupati Sumba Barat
Yohanis Dade
Kanwil Kemenkumham NTT Harmonisasikan Tiga Raperda Inisiatif Pemda Sumba Barat |
![]() |
---|
Kematian Akibat DBD di Sumba Barat Daya Meningkat Drastis |
![]() |
---|
Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade Turun Lapangan Pantau Pemberian Vitamin A Kepada Balita |
![]() |
---|
Video Viral TikTok Sumba Barat Daya Kembali Diguyur Hujan, Ini Daerah yang Diterjang Banjir |
![]() |
---|
Wujudkan Pendidikan Berkualitas di Sumba Barat, Save the Children Inisiasi Rumah Belajar Humba |
![]() |
---|