Doa Setelah Sholat
Dzikir Dulu Baru Doa Setelah Sholat Tahajud atau Sebaliknya? Ini Urutannya Menurut Penjelasan Ulama
Mana yang benar, Dzikir dulu baru Doa Setelah Sholat Tahajud atau sebaliknya? Berikut urutannya menurut penjelasan ulama
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
3. Dilanjutkan dengan Kalimat Pujian Lainnya
Kalimat pujiannya berbunyi:
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya: “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah dengan haq), melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Muttafaq ‘alaihi).
4. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir
Lafal dzikir ini dibaca masing-masing sebanyak 33 kali:
سُبْحَانَ اللهِ ×٣٣
Subhaanallah (33x)
Artinya: "Mahasuci Allah" ( 33x)
اَلْحَمْدُلِلهِ ×٣٣
Alhamdulillaah (33x)
Artinya: "Segala puji bagi Allah" (33x)
اَللهُ اَكْبَرْ ×٣٣
Allaahu Akbar (33x)
Artinya: "Allah Maha besar" (33x)
Pada hitungan ke seratus, bacalah:
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya: “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah dengan haq), melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Muttafaq ‘alaihi).
5. Membaca Ayat Kursi
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal 'aliyyul 'azhiim.
Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain dia, yang maha hidup, yang terus menerus mengurus (makhluknya), tidak mengantuk dan tidak tidur, miliknya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, tidak ada yang dapat memberi syafaat disisinya tanpa izinnya. dia mengetahui apa yang ada dihadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmunya melainkan apa yang dia kehendaki, kursinya meliputi langit dan bumi. dan dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan dia maha tinggi, maha besar.”
Adab Berdzikir
Dihimpun dari buku Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qaththani, berikut adab dalam berdzikir yang benar dan dianjurkan untuk dilakukan umat Islam.
1. Memulai dengan bertaubat dari segala kemaksiatan, membersihkan diri dari sikap pertentangan, menyimpan kekhusyukan dalam hati, lalu tenang, dan tunduk.
2. Hendaknya ikhlas, penuh harap, cemas, tunduk, dan khusyu.
3. Memohon dengan kemauan keras dan kesungguhan.
4. Menguatkan harapan pada Allah SWT dan tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala sekalipun pengabulannya ditunda.
5. Memulainya dengan mengesakan Allah SWT.
6. Berada pada posisi yang paling sempurna. Jika dalam posisi duduk di suatu tempat, hendaknya menghadap kiblat dan duduk dengan merendahkan diri.
7. Tempat yang digunakan untuk berdzikir harus bersih dari hal yang menimbulkan gangguan.
Hendaknya mulut dalam keadaan bersih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.