Berita NTT

Begini Penjelasan Wakil Ketua DPRD NTT Terkait APBD NTT Yang Semakin Berat

Inilah kemampuan Fiskal riil Provinsi NTT untuk membiayai Program Pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun anggaran 2021. 

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
istimewa
Wakil Ketua DPRD NTT, Dr. Inche DP.Sayuna,S.H, M.Hum,M.Kn 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua DPRD NTT, Inche Sayuna mengatakan, sejak tahun anggaran 2021 APBD Provinsi NTT mengalami tekanan yang cukup berat.

Inche menyampaikan hal tersebut kepada POS-KUPANG.COM, Jumat 6 Januari 2023.

Menurut Inche, keadaan ini makin sulit lagi di tahun anggaran 2022, ditambah lagi pada tahun anggaran 2023, tekanannya semakin berat. 

Baca juga: Bawaslu NTT Apresiasi Buat Gerakan Cerdas Pemilu

Inche menambahkan, porsi pendapatan daerah yang berasal dari pendapatan transfer sangat dominan dan menyebabkan ketergantungan fiskal yang tinggi, sehingga berdampak pada ruang fiskal yang terbatas, kapasitas fiskal yang rendah dan keseimbangan primer APBD yang kurang memadai.

Kondisi ini, lanjut Inche, menyebabkan Pemprov NTT memiliki ruang gerak yang terbatas dalam alokasi APBD untuk kepentingan pembangunan, pembayaran bunga serta pengembalian pinjaman daerah.

"Inilah dasar pertimbangan kenapa waktu itu kebijakan pemerintah untuk pinjaman dengan bunga menjadi perdebatan di lembaga DPRD," tuturnya

Kata Inche, saran DPRD waktu itu pemerintah boleh pinjam dengan bunga, tapi perkecil jumlahnya sehingga pengembaliannya bisa dikontrol sesuai kemampuan keuangan daerah. 

Inche menambahkan, tapi pemerintah kemudian mengambil kebijakan untuk meminjam baik itu dari pinjaman reguler tahap 1 sebesar hampir 400 miliar ( Bank NTT dan SMI) lalu pinjaman tahap 2 dari SMI sebesar 1,03 triliun sehingga total pinjaman sebesar 1,4 triliun. 

Baca juga: APBD NTT Tahun 2023 Sebesar 5,3 Triliun, Sektor Pendidikan Paling Besar

"Kalau kita perhatikan dari analisis Ratio kinerja keuangan daerah Tahun 2021, APBD kita mengalami tekanan yang sangat berat. Terungkap bahwa setiap tahun kebutuhan fiskal NTT terus membesar, sementara itu ruang fiskal dan kapasitas fiskal kita terbatas," jelasnya.

Ruang Fiskal ( Pendapatan-Belanja wajib + Belanja terikat ) Pemerintah Provinsi NTT hanya sebesar Rp 2.413.412.930.553,40 atau (41,03 persen).

Artinya, menurut Inche ruang atau proporsi yang tersisa dari pendapatan daerah yang dapat dialokasikan oleh pemerintah provinsi untuk membiayai program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan daerah sebesar 41,03 persen dari total pendapatan daerah.

Kapasitas Fiskal (Pendapatan - pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan + belanja tertentu). hanya sebesar Rp 1.292.137.733.417 (21,97 %).

Artinya sisa pendapatan yang secara otonom dapat digunakan untuk membiayai program pembangunan dan penyediaan layanan publik oleh pemerintah provinsi sebesar 21,97 % dari total pendapatan.

Inilah kemampuan Fiskal riil Provinsi NTT untuk membiayai Program Pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun anggaran 2021.

Baca juga: Chris Mboeik Resmikan Kantor Sekretariat PSSI NTT di GOR Oepoi Kupang

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved